Drone Qassem
Oleh Dahlan Iskan
Bahkan Carlos Ghosn yang kini berada di persembunyian di Lebanon tidak sepenuhnya aman. Ada kelompok ekstrim yang mengincarnya. Hanya karena Ghosn pernah melakukan kunjungan ke Israel.
Padahal itu 10 tahun lalu. Saat Ghosn menjadi CEO Renault --perusahaan mobil terbesar Prancis. Ghosn ingin memasarkan Renault di Israel.
Syria juga musuh utama Israel. Wilayahnya yang luas di pegunungan Golan dicaplok Israel. Saat Syiria kalah perang di tahun 1967.
Setelah pembunuhan Jenderal Qassem 3 Januari lalu, Israel tidak bicara apa pun. Agar tidak langsung menjadi sasaran balas dendam Iran --meski Israel sudah siap untuk itu.
Rasanya tidak mungkin drone itu dikirim dari negara Arab tadi. Memang Amerika punya pangkalan drone militer di tiga negara Arab tersebut.
Namun rrsikonya terlalu besar. Itu hanya akan memancing Perang Teluk seri berikutnya. Yang akan mengguncangkan ekonomi dunia.
Apalagi kemampuan militer tiga negara tersebut amat minim --untuk bisa melawan Iran. Dan lagi Qatar adalah sahabat Iran itu sendiri.
Hanya CIA yang tahu dari mana sebenarnya dua drone itu diberangkatkan. Atau jangan-jangan hanya Ghosn yang ikut tahu.