Dua Aktor Penting di Balik Pasukan Asmaul Husna
jpnn.com - JAKARTA - Polri membentuk pasukan Asmaul Husna sebagai bentuk simbolis bahwa Korps Bhayangkara berpihak kepada pedemo 'Aksi Bela Islam II'.
Pasukan tersebut ternyata banyak mendulang pujian termasuk dari demonstran. Namun, siapa sangka ternyata di balik pencetus pasukan Asmaul Husna bukan dari kalangan Polri atau TNI. Melainkan sosok motivator kondang Ary Ginanjar Agustian.
Pendiri Emotional Spritual Quotient (ESQ) Leadership Center ini mengaku mengikuti perkembangan kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama. Namun, fokus pemikiran Ary tidak berpatokan pada kasusnya. Ary lebih fokus memikirkan bagaimana meletakkan polisi supaya sejajar dengan pedemo yang mayoritas adalah umat muslim.
"Ide saya saat itu bagaimana menciptakan petugas polisi yang menunjukkan bahwa dirinya juga muslim. Maka saya menyampaikan ide kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar membentuk satu tim yang di mana berada di pihak pedemo tapi tidak meninggalkan identitas polisinya," kata dia saat launching ESQ New Chapter di Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (7/11).
Saat itu, Ary memiliki anak didik di ESQ yang menjabat sebagai Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP Arif Rachman. Karenanya, Ary mengajukan anak didiknya agar memimpin pasukan itu. Ary bahkan memberi nama Asmaul Husna pada pasukan itu.
"Saya telepon Pak Kapolri, dia mengapresiasinya. Kemudian, tak berapa lama ada pasukan itu," terang dia.
Sementara itu, Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP Arif Rachman mengaku mendapat telepon dari Kapolda Irjen M Iriawan pada Selasa (1/11) pagi. Iriawan meminta agar Arif menghadap Kapolri Tito di Mabes Polri, Jakarta, pada hari itu juga. Pada pertemuan itu, Arif ditunjuk sebagai komandan pasukan Asmaul Husna.
"Kemudian saya diminta membentuk personel. Kebetulan alumnus ESQ di Polri cukup banyak. Kemudian yang saya ambil untuk menjadi pasukan Asmaul Husna ada 499 dari berbagai satuan Brimob," terang dia.
JAKARTA - Polri membentuk pasukan Asmaul Husna sebagai bentuk simbolis bahwa Korps Bhayangkara berpihak kepada pedemo 'Aksi Bela Islam II'.
- Kasus Hasto Bukan Politisasi, KPK Harus Berani Melawan Intervensi
- Libur Natal, ASDP Catat 206 Ribu Penumpang Tinggalkan Jawa Menuju Bali
- Banyaknya Kementerian Jangan Sampai Membuat Pelayanan Buruk
- Kenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Mentrans Iftitah: Momen Penting dalam Bangun Indonesia
- Geger Mahasiswi Tewas Seusai Jatuh dari Lantai 2 Gedung di UPI Bandung
- Diduga tak Bisa Berenang, Dedi Irawan Tewas Tenggelam