Dua Aliansi BEM Beda Sikap, Satunya Justru Mengawal UU Cipta Kerja

Dua Aliansi BEM Beda Sikap, Satunya Justru Mengawal UU Cipta Kerja
Massa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (16/10), guna menolak Omnibus Law Cipta Kerja. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, LAMPUNG - Dua aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) punya cara berbeda menyikapi polemik Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja atau UU Ciptaker, yang disetujui dan telah diserahkan DPR kepada Presiden Joko Widodo.

BEM Seluruh Indonesia/SI sudah beberapa kali menggelar aksi turun ke jalan demi menolak omnibus law UU Ciptaker. Yang terakhir berlangsung Selasa (20/10) kemarin, di kawasan Patung Kuda, tak jauh dari Istana Merdeka.

 

Sebaliknya BEM Nusantara Sumatera se-Indonesia menempuh pendekatan berbeda. Mereka mengajak seluruh elemen masyarakat, mahasiswa, dan pelajar untuk menahan diri dalam menyuarakan aspirasi soal omnibus law itu.

Ridho Alamsyah selaku Koordinator Daerah Sumatera Utara BEM Nusantara dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (21/10) mengatakan akan lebih baik jika penolakan terhadap UU Ciptaker disampaikan dengan rekomendasi-rekomendasi.

Menurut Ridho, BEM Nusantara Sumatera se-Indonesia juga telah menggelar konsolidasi menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020.

Forum itu berlangsung di Gedung LPMP Provinsi Lampung pada Selasa (20/10) malam, dan dihadiri 80 peserta dari perwakilan berbagai universitas. Konsolidasi itu juga membahas perkembangan kondisi Tanah Air.

"BEM Nusantara melakukan konsolidasi untuk menyikapi kondisi saat ini dengan mengedepankan diskusi intelektual untuk nantinya akan keluar rekomendasi dan diteruskan ke pemerintah," ucap Ridho.

BEM SI ultimatum Jokowi demi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, sedangkan BEM Nusantara pilih jalan lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News