Dua Desa Minta Masuk Peta Terdampak
Kamis, 11 Oktober 2018 – 17:34 WIB
jpnn.com, SIDOARJO - Penurunan tanggul lumpur Lapindo di titik Desa Gempolsari sejak Jumat (5/10) terus membuat warga sekitar waspada. Sebab, mereka khawatir kalau tiba-tiba tanggul jebol dan air lumpur dari kolam penampungan meluber.
Pria 42 tahun itu menyatakan, dirinya sudah sering berbincang dengan warga lain agar Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) memasukkan wilayah Desa Gempolsari dan Desa Glagaharum ke peta terdampak. "Kami berharap bukan cuma ditangani kalau tanggul sudah jebol," ujarnya.
Kepala Desa (Kades) Gempolsari Sony Aliem mengatakan, sejak penurunan tanggul itu, pihaknya terus intensif melaksanakan cangkrukan bersama warga. "Sabtu lalu sempat kami gelar rapat. Sudah diskusi dengan desa-desa tetangga juga. Nanti malam (kemarin malam, Red) ada cangkrukan sama warga," terang Sony.
Dia memahami perasaan warganya. Hidup berdekatan dengan tanggul lumpur tentu amat berisiko. "Bau lumpur saja menjadi aroma sehari-hari. Air tanah juga sudah tidak bisa dikonsumsi. Karena keruh dan berbau," tambahnya.
Apalagi, lanjut dia, warga desanya yang berada di RT 9 hingga 11 yang berada di selatan sungai. "Kalau warga di utara sungai masih bisa saya redam. Kalau yang bagian selatan, ya wajar waswas, lha wong cuma 40 meter dari tanggul," kata Sony.
Baca Juga:
Dia memahami perasaan warganya. Hidup berdekatan dengan tanggul lumpur tentu amat berisiko
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Alhamdulillah, Korban Lumpur Lapindo Terima Sertifikat Tanah
- Mengadu ke MPR, Korban Lumpur Lapindo Harapkan Ganti Rugi dari Pemerintah
- Ada Semburan Lumpur Mirip Lapindo di Cirebon, Begini Kata BPBD
- 15 Tahun Lumpur Lapindo, Masyarakat Terdampak Susah Dapatkan Air Bersih
- 3 Fakta Semburan Lumpur di Bekasi
- Disebut Mirip Lapindo, Semburan Lumpur di Bekasi Mengandung Zat Berbahaya?