Dua Gajah Sumatera Liar Berkeliaran dekat Kantor Polisi
"Aktivitas di Balai Raja semakin ramai karena pembangunan jalan tol, jalan lingkar luar, dan perkebunan ubi atau singkong. Hutan-hutan kecil tempat mereka (gajah) istirahat sekarang jadi kebun ubi, sehingga mereka semakin terdesak," katanya.
Dia mengatakan aktivis dari RSF dan Hipam terus memantau pergerakan dua gajah liar tersebut. Karena jumlahnya hanya dua individu, kerugian masyarakat dari kerusakan di kebun tidak begitu banyak, tetapi di dekat fasilitas perusahaan PT Chevron di Duri, mereka terlihat merusak pagar.
"Kami terus memantau mereka," kata Zulhusni.
Sebelumnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menyatakan akan mempertahankan hamparan Hutan Talang di Kabupaten Bengkalis dari proyek pembangunan jalan karena kawasan itu sangat penting bagi keberlangsungan satwa gajah sumatera di kantong gajah Balai Raja.
"Total Hutan Talang yang tersisa di sana itu tinggal 350 hektare, itu termasuk kawasan konservasi dan hutan yang masuk area PT Chevron," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono di Pekanbaru, pada Maret 2019.
Hutan Talang yang tersisa terdiri dari Suaka Margasatwa Balai Raja, kondisinya memprihatinkan karena banyak berubah menjadi permukiman, kebun kelapa sawit bahkan ada perkantoran pemerintahan.
Suharyono mengatakan, Pemkab Bengkalis berencana untuk membangun jalan lingkar bart Duri, yang akan membelah Hutan Talang tersisa melintasi area Chevron.
BBKSDA Riau menolak rencana tersebut karena hamparan Hutan Talang yang tersisa juga menjadi daerah lintasan (homerange) gajah sumatera.
Dua gajah liar itu kini sulit mendapat pakan karena hutan alam berubah fungsi akibat aktivitas manusia.
- Gajah RK
- Program Konservasi PHR Dinilai Sangat Strategis Bagi Pelestarian Gajah
- Bawa Petisi, Chicco Jerikho Minta Polda Riau Usut Tuntas Kematian Gajah Rahman
- Gajah Liar Mengamuk di Desa Dusun Tua, 1 Warga Terluka
- Dua Gajah di Aceh Mati dalam Sebulan Terakhir, Ini Penyebabnya
- PalmCo-BBKSDA Riau Bersinergi Perkuat Konservasi Gajah Sumatera