Dua Makna di Balik Ketenangan Jessica Kumala
jpnn.com - JAKARTA – Psikiater Syailendra mengungkapkan ada hal yang menarik dari ketenangan Jessica Kumala dalam menghadapi kasus pembunuhan Wayan Mirna. Menurut dia, hal tersebut bisa diartikan dua hal. Pertama dia memang tidak melakukan seperti yang dituduhkan.
Kedua, Jessica bisa tenang karena terbiasa melakukan tindakan yang disangkakan. ’’Nah ini perlunya tes kejiwaan untuk membantu polisi melakukan penyidikan,’’ terangnya kemarin.
Dari sisi Neuro Linguistic Programming (NLP), Pakar Hypnoterapi Dewi P. Faeni menduga Jessica telah melakukan kebohongan. Dewi melihat hal itu dari bahasa tubuh Jessica ketika di wawancara sejumlah televisi.
Pertama dari eye to eye contact. Dewi melihat Jessica sering melihat ke kanan atas. Hal itu menunjukan seseorang sedang membangun fakta. ’’Bisa jadi dia tak mengatakan yang sebenarnya,’’ ungkapnya.
Mengenai ketenangan Jessica, Dewi menduga dia sudah terbiasa setelah sekian hari menghadapi tekanan.
’’Bisa jadi karena pertanyaan yang diajukan itu-itu saja, jadi akhirnya jawabannya seperti computer language,’’ terangnya. Dewi juga melihat Jessica lebih banyak nervous dari tatapan matanya.
Dalam NLP, nervous bisa terjadi dia tertekan karena dituduh sebagai pejahat. Namun bisa jadi timbul dari bawah sadar karena bersalah. Dari pengamatan Dewi, akurasi penerapan NLP pada Jessica mendekati 60 persen. Artinya dia berani memastikan Jessica melakukan sebuah kebohongan. (gun/idr/sam/jpnn)
JAKARTA – Psikiater Syailendra mengungkapkan ada hal yang menarik dari ketenangan Jessica Kumala dalam menghadapi kasus pembunuhan Wayan Mirna.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Calon Penumpang Selundupkan 1 Kg Sabu-Sabu dan Ekstasi Lewat Bandara
- AKBP Fahrian Pastikan Berantas Pengedar Narkoba Kelas Teri hingga Kakap di Inhu
- Anggota Polres Bintan Terlibat TPPO, Kapolres Bertindak Tegas
- Wanita 44 Tahun Nekat Belanja di Mal Pakai Uang Palsu
- Brigjen Faizal Ramadhani Perintahkan Satgas Damai Cartenz Kejar dan Tangkap Aske Mabel
- Saksi Melihat 2 Orang Membakar Kantor Media Pakuan Raya