Dua Mantan Dosen Universitas Queensland Terjerat Kasus Penelitian Palsu
Seorang mantan Profesor di Universitas Queensland (UQ) telah didakwa dengan 16 pelanggaran terkait penipuan, setelah adanya penyelidikan tak terduga oleh Komisi Kejahatan dan Pemberantasan Korupsi (CCC).
UQ mulai menyelidiki Bruce Murdoch dan rekan kerjanya, Dr Caroline Barwood, setelah seorang pelapor menuduh bahwa studi yang digembar-gemborkan sebagai sebuah terobosan besar dalam pengobatan penyakit Parkinson, ternyata tidak pernah dilakukan.
Dua makalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal internasional akhirnya ditarik, setelah UQ melakukan penyelidikan internal yang memeriksa hampir 100 artikel yang diterbitkan oleh kedua akademisi itu.
Tahun lalu, ABC mengungkap bahwa makalah yang ditarik itu membuat para peneliti diberi sejumlah hibah dengan satu hibah yang diterima 10 bulan setelah kasus penipuan akademik itu pertama kali diangkat, dan satu bulan setelah CCC diinformasikan adanya penyelidikan tersebut.
CCC telah menuduh akademisi berusia 64 tahun itu melakukan penelitan palsu dan mencurangi dana penelitian baik dari pemerintah maupun swasta, serta menghasilkan laporan palsu tentang kemajuan penelitian itu.
Selama karirnya, Murdoch mencetak lebih dari 13 buku dan 380 artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional.
Ia sangat dihormati oleh rekan-rekannya dan sempat menjadi anggota dewan redaksi dari 10 jurnal internasional dan konsultan editorial untuk 20 jurnal internasional lainnya.
Seorang mantan Profesor di Universitas Queensland (UQ) telah didakwa dengan 16 pelanggaran terkait penipuan, setelah adanya penyelidikan tak terduga
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat