Dua Mata

Oleh: Dahlan Iskan

Dua Mata
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Putin juga menggelontorkan dana pusat sangat besar ke Chechnya. Itu karena Kadyrov memiliki program membangun kembali Chechnya dari keruntuhan ekonomi akibat perang.

Kadyrov juga mendeklarasikan Chechnya harus menjadi negara termakmur dan teraman di dunia.

Ia tumpas habis gerakan bersenjata di Chechnya. "Sekarang ini tinggal ada 150-an bandit di seluruh Chechnya," katanya. "Selebihnya sudah kami tumpas," tambahnya.

Ia biasa memberi gelar bandit kepada lawan-lawannya. Sedang yang disebut ''bandit'' itu sering menyebut diri mereka jihadist atau pejuang Islam.

Ayah-anak Akhmad-Kadyrov ini lambang pemeluk Islam aliran Sunni. Sedang yang disebut ''bandit'' tadi umumnya dari aliran Wahabi –banyak datang dari luar Chechnya.

Mereka itu awalnya menjadi satu barisan: sama-sama melawan pemerintah pusat Rusia yang lagi runtuh. Gerakan minta merdeka memang terjadi di mana-mana, seiring dengan rontoknya Uni Soviet. Termasuk di Chechnya.

Presiden Rusia –sebelum Putin– Boris Yeltsin menggempur Chechnya habis-habisan. Tidak boleh merdeka. Perlawanan dari Chechnya juga habis-habisan. Ini dianggap perang Islam lawan komunis.

Setelah itu terjadi keretakan. Golongan Wahabi dianggap semakin mendominasi Chechnya. Budaya Chechnya yang Sunni terasa kian tersisih.

Rusia kini seperti manusia jagoan yang sempurna: punya dua mata. Putin di Utara dan Kadyrov di Selatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News