Dua Milennial Australia Menggeruk Uang Dari Jualan Alpukat
Di tahun 2016, sebuah kolom dari media The Australia pernah mengkritik kegemaran anak-anak muda Australia memesan roti yang disajikan dengan alpukat dan telor rebus dengan harga lebih dari Rp 200 ribu rupiah.
"Bagaimana anak-anak muda mampu makan ini? Bukankah sebaiknya makan di rumah? Dua puluh dolar selama beberapa kali dalam seminggu sebenarnya bisa untuk menabung beli rumah," tulis kolomnis Bernard Salt dalam tulisan tersebut.
Tapi Jackson Boardman, 17 tahun dari negara bagian Queensland malah menjalani impian anak muda 'hipster' Australia dengan dikelilingi buah alpukat di kebun pertanian milik keluarganya.
"Saya makan alpukat setiap hari sejak saya masih bayi," katanya.
Ketika dia hendak menabung untuk beli mobil pertamanya, peluang itu ia dapatkan dari alpukat.
"Saya mulai menjual alpukat berkualitas kelas dua di pasar lokal," katanya.
"Saya beli dari ayah saya. Ada beberapa alpukat yang kualitasnya tidak cukup bagus untuk supermarket."
Teman sekelasnya, Riley Harm mulai membantu. Perjalanan mereka ke pasar setiap bulannya pun tumbuh menjadi sesuatu yang lebih besar.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata