Dua Perempuan Muda Masuk Bursa Kandidat: Ananda dan Karmila
Tapi itu Surabaya. Perpolitikan dan karakter pemilih Banjarmasin tentu berbeda. Setidaknya, Ani punya tiga gambaran kelebihan jika kota ini dipimpin perempuan. Diukur berdasarkan karakter kebanyakan kaum hawa.
Pertama, menurut Ani perhatian perempuan jauh lebih detail ketimbang laki-laki. "Dengan kompleksitas permasalahan kota, boleh jadi perempuan bisa menjadi solusi," jelasnya.
Kedua, secara psikologi, perempuan bisa menjadi penakluk. Bahkan visioner. "Bisa memimpin dengan semangat keibuan," tegasnya.
Ketiga, melihat sejarahnya, peluang perempuan untuk menjadi koruptor lebih kecil. Satu berbanding tiga. Setidaknya, lebih banyak laki-laki yang tersandung kasus korupsi. "Tapi bukan berarti tidak memungkinkan korupsi," tukasnya.
Lalu, apa kurangnya? Ani menyebut, besar kemungkinan para pemimpin perempuan lebih menonjolkan sisi feminimnya. Menjadi rentan alias mudah galau.
BACA JUGA: Kejarlah Ilmu Setinggi Langit, Tetapi Ini Rumah Dekat Sekolah Ditolak, Bunda Sedih
"Jika menunjukkan karakter yang tidak kuat, justru bisa menjadi penghambat. Bukan malah menjadi solusi. Saya pikir-pikir lagi, kalau masih ada calon lelaki, kenapa harus perempuan," pungkasnya. (nur/at/fud)
Ananda merupakan perempuan muda yang berkiprah di Golkar, sedangkan Karmila merupakan kader PAN.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Kasus Korupsi di KPU Bengkalis Berkaitan dengan Pilkada 2020
- Guspardi Minta Bawaslu Lebih Tegas, Ternyata Ini Alasannya
- Gubernur dan Wagub Sumbar Membeli Mobil Baru, Andre Rosiade Ungkit Pilkada 2020, Menohok
- Alfedri Dilantik Jadi Bupati Siak, Wasekjen PAN: Lanjutkan Pengabdian Kepada Rakyat
- Pengakuan Nurdin Abdullah soal Terima Uang SGD 150 Ribu, Tetapi...
- Polri Antisipasi Kerusuhan di 16 Daerah yang Gelar Pemungutan Suara Ulang