Dua Potensi Vaksin COVID-19 Miliki Efektivitas di Atas 90 Persen, Apa Selanjutnya?
Produsen obat Amerika Serikat Moderna telah merilis data yang menunjukkan uji coba vaksin COVID-19 94,5 persen efektif, berdasarkan hasil sementara dari fase tahap akhir.
- Vaksin ini adalah bagian dari program 'Operation Warp Speed' AS dan didasarkan pada analisis internal perusahaan
- Vaksin ini dibuat dengan teknologi baru yang mengambil materi genetik dari virus untuk dikirimkan ke sel-sel yang sehat
- Berbeda dengan vaksin Pfizer, vaksin Moderna dapat disimpan pada suhu lemari es normal
Analisis sementara Moderna didasarkan pada 95 infeksi di tengah peserta uji coba yang menerima plasebo atau vaksin, meski temuannya tidak dipublikasikan dalam makalah jurnal penelaahan sejawat.
Dari seluruh penerima vaksin yang mendapatkan dua suntikan dengan jarak 28 hari, hanya lima yang terinfeksi.
Hal ini menjadikan Moderna sebagai perusahaan Amerika Serikat kedua yang melaporkan hasil yang melebihi ekspektasi, menyusul pengumuman hasil uji vaksin Pfizer yang menjanjikan pekan lalu.
Kedua vaksin potensial ini masih harus melewati lebih banyak uji keamanan dan pemeriksaan sesuai aturan yang berlaku.
Bagaimana cara kerja vaksin ini?
Photo: Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan SARS-CoV-2 - virus yang menyebabkan COVID-19. (Reuters: NIAID-RML)
'Kemanjuran' vaksin tidak menentukan seberapa baik kemampuannya dalam menghambat masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh orang yang divaksinasi.
Produsen obat Amerika Serikat Moderna telah merilis data yang menunjukkan uji coba vaksin COVID-19 94,5 persen efektif, berdasarkan hasil sementara dari fase tahap akhir
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan