Dua Sekolah Keperawatan Terbesar di Australia Diduga Paksakan Kelulusan Mahasiswa Bermasalah
Senin, 20 April 2015 – 17:31 WIB
Dua Sekolah Keperawatan Terbesar di Australia Diduga Paksakan Kelulusan Mahasiswa Bermasalah
Akademisi dari dua fakultas keperawatan terbesar di Australia yakni Universitas Western Sydney (UWS) dan Universitas Katolik Australia (ACU) mengatakan mahasiswa yang tidak layak lulus tetap diberikan gelar perawat dari kedua perguruan tinggi tersebut. Praktek ini beresiko membahayakan keamanan masyarakat.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Program ABC TV Four Corners menunjukan sejumlah universitas menghadapi tekanan besar untuk meluluskan mahasiswa yang memiliki nilai rendah dan tidak kompeten, dimana banyak diantara mereka adalah mahasiswa internasional yang membayar penuh uang kuliah mereka. Investigasi ini juga menemukan sejumlah administrator perguruan tinggi sengaja menutup mata atas meluasnya kegagalan akademik ini. Salah satu akademisi senior yang juga pernah mengajar di kedua universitas UWS dan ACU mengatakan kedua universitas memiliki standard yang longgar dan membiarkan plagiarisme. "Ada siswa yang sebenarnya tidak lulus tapi diloloskan dan ya praktek ini pada akhirnya hanya akan melahirkan praktisi yang tidak aman," katanya. Mantan tokoh senior di Fakultas Keperawatan UWS mengatakan situasi ini sudah sangat mengerikan sehingga memerlukan tindakan dari kalangan industri kesehatan. "Saya yakin situasi ini harus disikapi oleh kalangan profesi, mereka bisa mengajukan keberatan dan harus melaporkan ini kepada badan akreditasi dan mendesak mereka untuk menghentikan praktek ini serta meningkatkan standard nilai kelulusan untuk sarjana keperawatan," katanya. "Saya rasa pihak universitas tidak akan bisa melakukannya karena mereka memiliki kepentingan terkait pendanaan,” tambahnya. Namun demikian pihak UWS membantah keras hasil laporan investigasi yang menyatakan standar program keperawatan mereka bermasalah dan mahasiswa mereka lulus dengan nilai rendah dan tidak aman. Bantahan juga disampaikan pihak ACU yang menegaskan lembaganya memiliki kebijakan yang sangat ketat untuk menyikapi pelanggaran akademik. Ketika ditanya tentang keprihatinan yang terus berlangsung di Fakultas Kesehatan mengenai tekanan untuk meluluskan mahasiswa, jurubicara ACU mengatakan "tidak ada anggota staf kami yang memiliki hak untuk mengubah nilai,” "Ada proses untuk memastikan setiap program dan setiap unit mendapat pengawasan dan penilaian secara formal oleh aturan komite Kampus dan Fakultas,” Wakil rektor dari kedua universitas menolak permintaan wawancara yang diajukan Four Corners. Pekan lalu Komisi Independen Anti Korupsi NSW merilis laporan terbaru mereka berjudul “Learning The Hard Way, mengenai merajalelanya masalah pelulusan mahasiswa bernilai rendah di sektor perguruan tinggi di Australia dan korupsi yang signifikan didalam lembaga perguruan tinggi. "Ada kesenjangan - setidaknya dalam beberapa program - Antara Kemampuan Banyak Siswa dan permintaan akademik," kata laporan itu.
"Mahasiswa mungkin kesulitan untuk lulus, tapi universitas tidak mampu untuk tidak meluluskan mereka,”"Ada tekanan bagi beberapa mahasiswa internasional untuk lulus mata kuliah yang diluar kemampuan akademiknya, tapi tekanan pada staf di universitas untuk mencari cara agar mahasiswa asing itu lulus demi mengamankan dana mereka,”katanya. "Ketika melibatkan jumlah yang cukup banyak, maka ketegangan terjadi karena adanya ketimpangan antara kemampuan siswa dengan kebutuhan perguruan tinggi untuk memenuhi target pendapatan mereka dan ini menimbulkan kondisi yang sangat kondusif untuk korupsi."
Akademisi dari dua fakultas keperawatan terbesar di Australia yakni Universitas Western Sydney (UWS) dan Universitas Katolik Australia (ACU) mengatakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News