Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam

Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam
KORBAN: Salah seorang korban kecelakaan Bus Karunia Bakti, Dede Ridwan (20), kemarin mendapat kunjungan kedua orantuanya di ruang perawatan Dahlia kelas III RS PMI Bogor. Foto: Radar Bogor/JPNN

Sementara itu, di daerah yang jauh dari perkotaan, keluarga dan kerabat almarhumah Aisyah memadati rumah duka sejak Jumat malam. Kemarin pukul 07.00 jenazah Aisyah dimakamkan di belakang rumahnya.

Masgim, 40, suami Aisyah, sangat terpukul atas kejadian tersebut. Begitu juga halny dengan dua anaknya, Randianto, 14, yang kini duduk di kelas VIII SMP dan Ramdani, 7, kelas I. Dua bocah itu terus menangisi kepergian ibunya di pemakaman. 

Ading, 70, ayah almarhumah, juga ikut terpukul. ’’Saya mendapat kabar dari Pak Aap, anak saya kecelakaan dan dibawa ke RS Paru, Cisarua. Seketika itu juga saya ke sana dan mendapati anak saya sudah di kantong mayat,’’ tutur Ading sedih.

Kejadian tragis di Jalan Raya Puncak juga mengakibatkan Dede Ridwan, 20, tergolek di Rumah Sakit PMI Bogor. Beruntung, nyawa Dede bisa ditolong. Namun, kondisinya cukup parah. Jangankan untuk bangun, berkomunikasi saja dia masih sulit. Meski begitu, dia mau melayani pertanyaan wartawan yang ingin mengetahui awal tragedi itu terjadi.

Tujuh orang yang berada di sebuah warung bakso di kawasan di Cisarua, Bogor, tewas setelah disantap bus Karunia Bakti pada Jumat malam lalu (10/2).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News