Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam

Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam
KORBAN: Salah seorang korban kecelakaan Bus Karunia Bakti, Dede Ridwan (20), kemarin mendapat kunjungan kedua orantuanya di ruang perawatan Dahlia kelas III RS PMI Bogor. Foto: Radar Bogor/JPNN

Dia menceritakan, sebelum terjadi tabrakan kondisi bus dalam keadaan baik-baik saja. Dede yang menumpang bus Doa Ibu bermaksud menuju rumahnya di Kampung Pasir Cina, RT 1/3, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Dia sehari-hari bekerja di Jakarta dan hanya pulang sebulan sekali.

Menurut pria berusia 20 tahun itu, kejadian nahas tersebut begitu cepat. Saat bus melintas di Jalan Raya Puncak, dia sama sekali tak mengetahui ada bus dari arah berlawanan melaju dengan sangat cepat. ’’Kejadiannya sangat cepat, terjadi tiba-tiba dan tidak tahu menabrak apa. Saya tidak sempat menyelamatkan diri,’’ ujarnya saat ditemui di ruang perawatan Dahlia kelas III RS PMI.

Sesaat setelah tabrakan, Dede melihat tubuh-tubuh tergeletak tanpa daya. Namun, dia tak mengetahui apakah mereka tewas di tempat kejadian itu atau tidak. Dia juga mendengar raungan minta tolong dari beberapa penumpang sebelum akhirnya tak sadarkan diri. ’’Suasana di dalam bus begitu mencekam. Saya mendengar tangisan dan teriakan histeris. Setelah itu nggak tahu lagi. Sebab, begitu sadar, saya sudah berada di rumah sakit,’’ terangnya.

Dede sendiri selamat dari maut karena berada di bagian kiri bus. Namun, dia mengalami patah tulang pada kaki dan luka di kepala. Dia juga harus mendapat bantuan pernapasan lewat tabung oksigen karena luka di kepalanya cukup parah.

Tujuh orang yang berada di sebuah warung bakso di kawasan di Cisarua, Bogor, tewas setelah disantap bus Karunia Bakti pada Jumat malam lalu (10/2).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News