Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam

Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam
KORBAN: Salah seorang korban kecelakaan Bus Karunia Bakti, Dede Ridwan (20), kemarin mendapat kunjungan kedua orantuanya di ruang perawatan Dahlia kelas III RS PMI Bogor. Foto: Radar Bogor/JPNN

Di ruangan terpisah, salah seorang korban, Atang, 32, menuturkan bahwa sebelum terjadi kecelakaan dirinya sempat melihat bus Karunia Bakti melaju dalam kecepatan tinggi. Dengan ganasnya, bus  menghantam mobil lain yang berada di depannya sebelum akhirnya menabrak bus Doa Ibu yang ditumpangi Atang.

Atang yang duduk di bagian tengah itu tak sempat menyelamatkan diri seperti berlindung di bawah jok. Akibatnya, dia menderita luka patah di bagian rusuk kanan dan kepala karena terkena serpihan kaca dan harus mendapat sedikitnya enam jahitan. ’’Sebelum pingsan saya mendengar teriakan minta tolong. Begitu sadar, saya sudah ada di ruang IGD RS Paru,’’ jelasnya.

Atang mengaku seperti mengalami mimpi buruk saat bus Karunai Bakti menabrak Doa Ibu. Apalagi, dia juga melihat bus tersebut menabrak warung dan sepeda motor yang berada di dekatnya. ’’Saya sendiri menghantam jok saat dua bus saling berbenturan. Semua orang yang berada di dalam kena semua karena tak sempat berlindung,’’ imbuhnya.

Saat berada di rumah sakit, dia melihat belasan orang lainnya mendapat perawatan oleh petugas medis. Lantai ruang IGD banjir darah karena banyaknya korban luka. Dia juga menyaksikan beberapa korban tewas dimasukkan kantong mayat dibawa ke salah satu bagian ruangan RS Paru. ’’Suasana begitu mencekam. Saya sendiri baru sadar kalau tangan dan kepala saya penuh luka,’’ kenangnya.

Tujuh orang yang berada di sebuah warung bakso di kawasan di Cisarua, Bogor, tewas setelah disantap bus Karunia Bakti pada Jumat malam lalu (10/2).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News