Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam
Minggu, 12 Februari 2012 – 07:29 WIB
Warga Kampung Sukaresik RT 1, RW 5, Desa Sindangsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, itu satu atau dua bulan sekali menyempatkan diri pulang ke rumahnya karena bekerja di Kota Serang, Provinsi Banten. Dia sering menumpang bus Doa Ibu saat pulang kampung. Sebab, hanya ada dua bus dengan trayek Jakarta–Indramayu, yakni Karunia Bakti dan Doa Ibu.
Ketika ditanya apakah mengalami trauma, Atang menegaskan sementara waktu tak akan menaiki bus. Selain masih shock dengan tragedi itu, dia mengaku tidak ingin mengingat peristiwa nahas tersebut. ’’Saya kapok kalau naik bus meski tahu bahwa Doa Ibu tidak pernah mengalami masalah,’’ katanya.
Sementara itu, di Tasikmalaya, Ramka, bocah berusia dua tahun, rupanya belum sepenuhnya mengerti apa yang terjadi di sekelilingnya. Kemarin dia asyik bermain saat keluarga besarnya tengah berduka menyusul meninggalnya Dedah Jubaedah, 43, dalam kecelakaan bus Karunia Bakti di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Resna, 20, salah seorang anak Dedah, bahkan tak henti menangis di samping sang adik, Resno. Berulang-ulang perempuan yang tengah hamil tua itu meratapi kepergian sang ibu yang kemarin dimakamkan.
Tujuh orang yang berada di sebuah warung bakso di kawasan di Cisarua, Bogor, tewas setelah disantap bus Karunia Bakti pada Jumat malam lalu (10/2).
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408