Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam

Dua Selamat karena Meloncat sebelum Bus Menghantam
KORBAN: Salah seorang korban kecelakaan Bus Karunia Bakti, Dede Ridwan (20), kemarin mendapat kunjungan kedua orantuanya di ruang perawatan Dahlia kelas III RS PMI Bogor. Foto: Radar Bogor/JPNN

Warga Kampung Sukaresik RT 1, RW 5, Desa Sindangsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, itu satu atau dua bulan sekali menyempatkan diri pulang ke rumahnya karena bekerja di Kota Serang, Provinsi Banten. Dia sering menumpang bus Doa Ibu saat pulang kampung. Sebab, hanya ada dua bus dengan trayek Jakarta–Indramayu, yakni Karunia Bakti dan Doa Ibu.

Ketika ditanya apakah mengalami trauma, Atang menegaskan sementara waktu tak akan menaiki bus. Selain masih shock dengan tragedi itu, dia mengaku tidak ingin mengingat peristiwa nahas tersebut. ’’Saya kapok kalau naik bus meski tahu bahwa Doa Ibu tidak pernah mengalami masalah,’’ katanya.

Sementara itu, di Tasikmalaya, Ramka, bocah berusia dua tahun, rupanya belum sepenuhnya mengerti apa yang terjadi di sekelilingnya. Kemarin dia asyik bermain saat keluarga besarnya tengah berduka menyusul meninggalnya Dedah Jubaedah, 43, dalam kecelakaan bus Karunia Bakti di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Resna, 20, salah seorang anak Dedah, bahkan tak henti menangis di samping sang adik, Resno. Berulang-ulang perempuan yang tengah hamil tua itu meratapi kepergian sang ibu yang kemarin dimakamkan.

Tujuh orang yang berada di sebuah warung bakso di kawasan di Cisarua, Bogor, tewas setelah disantap bus Karunia Bakti pada Jumat malam lalu (10/2).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News