Dua Siswa Kembali Tewas, Ketua Komisi X DPR Sebut Literasi Dampak Kekerasan Rendah
“Kita bisa bayangkan seorang peserta didik disuruh squat jam hingga 100 kali atau dilempar dengan kayu ke arah kepala pasti memberikan dampak fatal, meskipun tujuan tindakan tersebut awalnya bertujuan baik mendisiplikan peserta didik,” katanya.
Rendahnya literasi dampak kekerasan di kalangan pendidik, lanjut Huda menjadi indikator buruknya kinerja dari Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Sekolah (Satgas PPKS) maupun tim PPKS.
Menurut Huda, jika Satgas PPKS dan Tim PPKS bekerja dengan benar maka penyelenggara satuan pendidikan dalam hal ini para guru bisa mengetahui dampak sikap keras jika dilakukan tanpa perhitungan matang.
“Literasi dampak kekerasan harusnya menjadi bagian tak terpisahkan dari program pencegahan Satgas PPKS maupun tim PPKS. Bagaimana Satgas PPKS maupun Tim PPKS di level sekolah bisa bekerja efektif jika stake holder utama pendidikan seperti guru, siswa, kepala sekolah tidak memahami dampak-dampak dari tindak kekerasan yang mungkin terjadi,” katanya.
Politikus PKB tersebut mengatakan lembaga pendidikan di semua level menyimpan bibit-bibit kekerasan.
Berkumpulnya peserta didik dari berbagai latar belakang dengan jumlah besar bisa memicu gesekan.
“Maka di sini kami mendorong peningkatan kinerja dari Satgas PPKS di level Pemda maupun Tim PPKS di level sekolah,” pungkas Huda.(fri/jpnn)
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan kekerasan oleh oknum guru di lingkungan sekolah yang memicu peserta didik tewas kembali terjadi.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Startup Perupadata Ingin Terus Tingkatkan Literasi Informasi Masyarakat
- KPPB Gelar Dunia Tanpa Luka, Meiline Tenardi Serukan Setop Kekerasan terhadap Perempuan
- Founder Komunitas Literasi Digital Nusantara Ajak Generasi Muda Terus Berinovasi
- Pelindo Dorong Sekolah Ramah Lingkungan lewat Program Adiwiyata
- Pijar Sekolah Bantu Intansi Pendidikan Tingkatkan Kinerja
- Happy Hope Preschool Buka Pendaftaran Murid Baru, Banyak Keunggulannya