Dua Srikandi Ini Serukan Jangan Takut ke Dokter, Mari SADARI
jpnn.com, TENGGARONG - Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Kendati sudah divonis kanker payudara dan rela kehilangan satu payudara di meja operasi, tak menghalangi dua srikandi asal Kabupatan Tenggarong, Sri (43) dan Kartini (56) mendalami sekaligus menyerukan untuk melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Saya sekarang mau bawel ke ibu-ibu. Jangan takut ke dokter, mari kita SADARI,” ujar Sri yang menjabat Ibu RT itu penuh semangat saat mengikuti penyuluhan kanker payudara di RSUD AM Parikesit Kabupatena Tenggarong, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (18/10).
Sri yang juga membuka warung di kediamannya itu mengaku sempat takut jika ada perawat atau dokter yang belanja ke warungnya. “Apalagi rumah saya dekat Puskesmas. Kalau lihat mereka saya pasti kabur, lemes dan deg-degan. Saya takut karena pernah divonis dokter usianya hanya tersisa 3 bulan karena kanker payudara,” ujar Sri diamini Kartini yang senasib harus dimastektomi satu payudaranya.
Kini, Sri dan Kartini malah rajin mengajak ibu-ibu yang sakit kanker payudara untuk tidak menunda pemeriksaan medis.
“Karena berobat ke alternatif gak sembuh, malah uang habis banyak, ujung-ujungnya ke dokter juga. Dulu kita takut banget sama dokter, sekarang kita jadi sahabat dokter,” tambah Kartini melalui siaran pers diterima, Jumat (18/10).
Bersama sekitar 100 peserta sosialisasi deteksi dini kanker payudara dan TOT SADARI yang diselenggarakan YKPI (Yayasan Kanker Payudara Indonesia) bekerjasama dengan PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia), Sri dan Kartini mengaku sosialisasi dini kanker payudara penting dan berkomitmen akan disebarluaskan pada anggota keluarga dan warga sekitar.
Sementara itu, Vira (20) dan Wida (20), keduanya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kaltim, mewakili peserta dari kalangan anak muda mengaku senang sekali dapat dilibatkan dalam TOT. “Ini pertama kalinya kami ikut TOT SADARI. Senang sekali karena tahu lebih awal soal kanker payudara, pentingnya deteksi dini dan praktek bagaimana cara SADARI,” kata Vira disambut Wida dengan semangat.
Selain aktif sebagai pelajar, Vira dan Wida tergabung dalam komunitas Support Kanker Samarinda. Hadir juga sekitar 30 gabungan organisasi wanita lainnya selain Dharma Wanita, Dharma Pertiwi dan tentunya ibu-ibu PKK Kab Tenggarong pimpinan Ibu Bupati Maslianawati.
Dua srikandi asal Kabupatan Tenggarong, Sri (43) dan Kartini (56) mendalami SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- Dangkal Dalam
- Kenali Tips Meminimalisir Resiko Kanker Payudara Bersama Charm & Charmnap
- Kiat Atasi Alergi dan Cara Pencegahan yang Tepat
- A2KPI Desak Percepatan Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara
- Lestari Moerdijat: Deteksi Dini Kanker Payudara Harus Terus Dilakukan