Dua Tahanan Bawah Umur Tewas Gantung Diri

"Tersangka Faisal dan Butri M Zen sebagai anak bermasalah hukum, dalam proses penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara yang dihadapinya harus didampingi penasehat hukum, sesuai Pasal 51 UU Nomor 97 tentang Pengadilan Anak, diperkuat Pasal 18 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang juga diperkuat Pasal 64 UU Perlindungan Anak," ujar Roni Saputra kepada Padang Ekspres (Group JPNN), di sela-sela diskusi dengan jajaran Komnas HAM Sumbar, kemarin (5/1).

Dibeberkan Roni, berdasarkan hasil foto yang diambil pihak keluarga sebelum korban dikubur, tidak terlihat adanya tanda-tanda korban meninggal bunuh diri. Keluarga tidak melihat, mata korban terbelalak, lidah terjulur, dan celana korban ada bekas air mani yang seharusnya ke luar, apabila korban memang murni bunuh diri.

Di tempat yang sama, Ketua Komnas HAM Sumbar Ali Ahmad mengatakan, meninggalnya dua orang tahanan tersebut ada pelanggaran HAM, yang diduga dilakukan polisi. Pelanggaran HAM dapat terlihat pada bekas, dan jejak luka memar yang ditemui keluarga di tubuh dua orang anak yang meninggal tersebut.

Dijelaskan Ali, ibu korban pernah melihat dan mendengar pengakuan dari Faisal, bahwa anaknya telah dipukul petugas polisi di Polsek Sijunjung. Hal ini dikuatkan dengan bekas-bekas luka pada jenazah korban. Pada jenazah Faisal terlihat kepala lebam, telinga bagian kiri dan kanan hijau, hidung mengeluarkan darah segar, leher merah, jempol kaki keduanya pecah, pangkal kedua paha lebam, sekujur tubuh terdapat memar, sementara pada jenazah Butri M Zen terlihat bagian kepala lebam, telinga bagian kiri dan kanan hijau, leher merah, jempol kaki keduanya pecah, pangkal kedua paha lebam.