Dua Tahun Program Food Estate, Produktivitas Petani Meningkat

Di wilayah itu memang dikembangkan food estate hortikulta yang dikomandani oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan.
Selain bawang putih, juga ada bawang merah, kentang, dan cabai. Saiful mengakui, bawang putih bukan komoditas asing bagi warga desanya.
Di masa-masa jayanya, Sidomulyo adalah salah satu sentra bawang putih. Produktivitas, diakui Saiful, tinggi. Tapi karena waktu tanam tidak diatur dan tidak ada pembeli pasti, harga seringkali meluncur bebas alias jatuh. "Penyerapannya dan pasarnya belum jelas," kata Saiful.
Sejak tahun 1990-an, petani di Sidomulyo dan sekitarnya ogah menanam bawang putih. Mereka beralih menanam sayuran, seperti kol, cabai atau bawang merah.
Petani mau kembali menanam bawang putih karena Kementan sudah menyiapkan pembeli siaga atau offtaker sebagai mitra petani.
Harga, kata Saiful, sudah disepakati sebelum tanam dengan pembeli siaga.
"Ketika harga di pasar membaik, harga kesepakatan bisa naik. Petani juga mendapatkan mendapatkan bantuan bibit, mulsa plastik, dan pupuk. ni memudahkan, kami bergairah lagi menanam bawang putih," jelas Saiful.
Saiful mengaku, petani juga mendapatkan manfaat berupa aneka ragam akses informasi terkait pertanian.
Produktivitas dan pendapatan para petani turut meningkat saat mengikuti program food estate.
- Regenerasi Petani Muda, Kementan Resmi Buka PMB Polbangtan dan PEPI 2025
- Mengembangkan Keterampilan Petani Nunukan demi Mewujudkan Swasembada Pangan
- Kabupaten Bulungan Siap Dijadikan Target Sentra Produksi Beras
- Optimalkan Lahan Rawa dan Kering untuk Wujudkan Swasemada Pangan
- Kementan Dorong Pemberdayaan dan Keterlibatan Wanita Tani
- Tingkatkan Daya Saing Petani, Kementan Perkuat Kelembagaan Petani