Dua Tahun, Targetkan 355 Perusahaan Gandeng 1.755 SMK
jpnn.com, JAKARTA - Kementrian Perindustrian berupaya menggenjot program pendidikan dan pelatihan vokasi.
Kemenperin menganggap peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu pilar utama dalam kebijakan pemerataan ekonomi.
Pemerintah mentargetkan dapat terbangun link and match antara 355 perusahaan industri dengan 1.755 SMK dalam kurun wakru 2017-2019.
Sampai saat ini, kemenperin sudah menggandeng sebanyak 117 perusahaan untuk menandatangani perjanjian kerja sama dengan 389 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam upaya menjalankan program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.
Program ini merupakan yang kedua, setelah sebelumnys diluncurkan program vokasi di Mojokerto, pada 28 Februari 2017 lalu, dengan melibatkan sebanyak 50 perusahaan dan 234 SMK di Jawa Timur.
”Langkah tersebut merupakan amanat dari Instruksi Presiden tentang Revitalisasi SMK, yang juga untuk menyiapkan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan dunia usaha saat ini,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, kemarin (22/4).
Menperin menyampaikan, Indonesia saat ini sampai 10 tahun ke depan masih akan menikmati bonus demografi, di mana mayoritas penduduknya berada pada usia produktif.
”Mereka harus menjadi aktor-aktor pembangunan. Jangan sampai menjadi pengangguran yang justru akan membawa dampak sosial yang besar dalam pembangunan,” tegasnya.
Kementrian Perindustrian berupaya menggenjot program pendidikan dan pelatihan vokasi.
- Ini yang Dilakukan Bea Cukai untuk Pastikan 2 Perusahaan Ini Penuhi Syarat sebagai AEO
- Beri Asistensi ke Pelaku Industri, Bea Cukai Cikarang Gelar CVC ke 2 Perusahaan Ini
- Dukung Kemajuan Pendidikan Vokasi, TBIG Tingkatkan Kompetensi Guru SMK
- Wujudkan Komitmen, Bea Cukai Terbitkan Izin Fasilitas KITE Pembebasan untuk Perusahaan Ini
- Puluhan Perusahaan Raih Top Human Capital Awards 2024
- Master Bagasi Membuktikan, Gen Z Bisa Loyal kepada Perusahaan