Dua Terpidana Bali Nine Bakal Didor, Ibu Menteri Surat-suratan
![Dua Terpidana Bali Nine Bakal Didor, Ibu Menteri Surat-suratan](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/normal/20150212_230447/230447_51845_andrew_chan_myuran_dl.jpg)
jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah Australia protes terhadap rencana eksekusi dua terpidana mati kasus narkoba kelompok Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi pun sibuk berkomunikasi dengan pemerintah asal dua terpidana itu untuk memberikan penjelasan.
Retno mengatakan, pemerintah konsisten untuk berkomunikasi dengan pemerintah Australia. Misalnya, dirinya yang menjalin kontak dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop melalui telepon dan surat.
”Dua kali melalui telepon. Bishop juga mengirim surat ke saya, pertama sendiri, kedua bersama shadow prime minister-nya,” ujar Retno di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (12/2).
Hari ini, lanjut dia, komisaris dari Kemenlu sedang berkomunikasi di depan parlemen Australia untuk menyampaikan kebijakan pemerintah Indonesia atas pelaksanaan hukuman mati itu.
Retno mengaku sudah menyampaikan ke Julie bahwa hukuman mati bukan persoalan menyangkut kenegaraan.
”But, this is crime, against extraordinary crime,” terangnya. Sebagai Menlu, dia akan tetap berkomunikasi menjelaskan dengan bahasa yang konsisten seperti itu.
Kejahatan narkoba memang sudah darurat di Indonesia. Pasalnya, Indonesia menjadi pasar terbesar bagi peredaran dan perdagangan narkoba di Asia dan urutan ketiga di dunia.
JAKARTA – Pemerintah Australia protes terhadap rencana eksekusi dua terpidana mati kasus narkoba kelompok Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran
- BSKDN Kemendagri Dorong Kualitas & Kuantitas Inovasi Daerah
- Ribka Kritisi Penghentian Beasiswa: Masa Depan Dokter Dipersulit, Rakyat Ditumbalkan
- Honorer Lulus PPPK 2024 Tahap 1 Sudah Dilantik, Sisanya Malam Hari
- Masa Kontrak Kerja Guru PPPK Sampai Batas Usia Pensiun, Alhamdulillah
- Gus Ipul Yakin DTSEN Bisa Percepat Penurunan Kemiskinan
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali