Dualisme Kepemimpinan KNPI Berlanjut, Kubu Penyempurnaan Ngadu ke DPR
Rabu, 20 Juni 2012 – 07:02 WIB
JAKARTA – Komisi X DPR siap memediasi perselisihan di tubuh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang kini pecah menjadi dua. Langkah ini dilakukan agar pemuda yang terhimpun dalam KNPI tidak disibukkan dengan masalah internal yang bisa melupakan tujuan dibentuknya organisasi KNI.
“Pemuda sebagai generasi harapan bangsa tidak boleh terus ada dalam perpecahan sebagaimana dualisme kepemimpinan yang terjadi dalam tubuh KNPI. Dengan ada persoalan dualisme KNPI, agenda besar membangun masa depan bangsa ikut kacau. Kita tak mau pemuda yang mestinya menjadi masa depam bangsa justru menjadi masalahah bangsa,” ujar Anggota Komisi X DPR Habib Jamal Azis saat menerima pimpinan dan pengurus KNPI kubu penyempurnaan di ruang komisi X DPR, Jakarta, Selasa (19/6).
Politikus Partai Hanura ini menambahkan, kisruh tentang kepengurusan KNPI memang harus didudukkan pada porsi yang benar, sehingga diketahui siapa yang benar secara hukum dan siapa yang salah. Dualisme adalah hal yang lumrah asalkan kedua kubu punya itikad mencari solusi untuk bersatu kembali.
“Di PSSI juga ada dualisme. Tapi jangan berhenti pada perpecahan dan dualisme ini, melainkan harus ada pencarian solusi sehingga kembali menjadi satu. KNPI harus mengarah ke sana juga, dan Komisi X DPR akan memanggil Kemenpora soal ini, agar kementerian yang bertugas mengurus masalah kepemudaan tidak lepas tangan,” tegasnya.
JAKARTA – Komisi X DPR siap memediasi perselisihan di tubuh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang kini pecah menjadi dua. Langkah ini
BERITA TERKAIT
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng
- 8 Rekomendasi IAGL–ITB untuk Kemandirian Energi & Minerba, Dany Amrul Dorong Peran Kampus