Dualisme PSSI Berlarut, Pemerintah Angkat Tangan

Dualisme PSSI Berlarut, Pemerintah Angkat Tangan
RAPAT TERTUTUP-(dari kiri ke kanan) Sekjen PSSI Halim Mahfudz, Perwakilan dari AFC James Ktching, FIFA Marco Leal, Jeysing Muhthiah, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin bersama dengan Kapolres Palangka Raya AKBP Hendra Rochmawan, Asisten I Pemprov Kalteng Muchtar saat melakukan rapat tertutup terkait izin pelaksanaan KLB di ruang koridor Hotel Aquarius,Senin (10/12) pagi. FOTO: SONY IMAN/KALTENG POS
JAKARTA - Sepak bola Indonesia harus bersiap menerima sanksi dari FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional). Deadline penyelesaian konflik dan dualisme PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) kemarin berlalu tanpa hasil.

Dua kubu yang berseteru, PSSI dan KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia), ngotot dengan sikap masing-masing dengan sama-sama menggelar kongres di tempat berbeda.

     

Kongres versi PSSI berlangsung di Hotel Aquarius, Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Panitia mengklaim acara ini dihadiri 97 pemilik suara (voter) dan peninjau dari FIFA serta AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia).

Karena tidak mendapatkan izin dari polisi, kongres PSSI akhirnya digelar di lobi hotel. Sementara itu, KPSI menghelat kongres sendiri di Hotel Sultan Jakarta yang dihadiri 83 voter berdasarkan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo pada 2011.

     

JAKARTA - Sepak bola Indonesia harus bersiap menerima sanksi dari FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional). Deadline penyelesaian konflik dan dualisme

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News