Dualisme PSSI Berlarut, Pemerintah Angkat Tangan
Selasa, 11 Desember 2012 – 05:08 WIB
Nyalla berpendapat bahwa kongres di Jakarta sudah dijalankan sesuai dengan hasil MoU. Selain ada anggota empat executive committee (exco) PSSI yang bisa diklaim kongres dijalankan PSSI, voters yang hadir pun sesuai dengan kesepakatan MoU. Yakni, voters Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo pada 2011.
Nyalla menyebut langkah PSSI sebagai bunuh diri. Pihaknya sejak Jumat (8/12) lalu sudah siap melakukan kongres di Palangkaraya bersama PSSI asalada verifikasi voters Solo sesuai dengan kesepakatan MoU. "Kami sudah membuka tangan, tapi tidak bisa berjalan. Kami tetap menggelar kongres ini agar ada jalan untuk melakukan lobi ke FIFA," ucapnya.
Di sisi lain, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin beralasan bahwa kongres di Palangkaraya bertujuan menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA. Meski kongres tidak dapat dilaksanakan di ruang semestinya dan terpaksa digelar di lobi hotel, Djohar bersyukur karena semua agenda berjalan lancar. Utusan FIFA dan AFC juga tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Kami merasa aneh, PSSI yang legal dan resmi malah dilarang dan dihadang. Ada kelompok lain yang ilegal tapi bisa berjalan terus tanpa ada yang melarang," kata Djohar.
JAKARTA - Sepak bola Indonesia harus bersiap menerima sanksi dari FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional). Deadline penyelesaian konflik dan dualisme
BERITA TERKAIT
- Fabiano Sterlacchini Jadi Direktur Teknis Aprilia Racing MotoGP, Romano ke HRC
- Shin Tae Yong Ungkap Situasi Maarten Paes
- Timnas Indonesia Hadapi Bahrain & China, Jay Idzes Minta Dukungan Penuh Suporter
- Tingkatkan SDM Olahraga Menuju Indonesia Emas 2045, Kemenpora-LPDP Luncurkan Beasiswa Bidang Keolahragaan
- Bahrain vs Indonesia, Shin Tae-yong Bicara soal Kondisi Cuaca
- Aldila Sutjiadi Buka Lembaran Baru di Wuhan Open 2024