Dubes Belanda Minta Maaf di Rawagede

Dubes Belanda Minta Maaf di Rawagede
Dubes Belanda Minta Maaf di Rawagede

Surat gugatan korban yang dilayangkan kepada Perdana Menteri Jan Balkenende melalui kantor pengacara GJW Pulles di Amsterdam ditolak pada 20 November lalu. Belanda bersikukuh tidak akan memberikan kompensasi apa pun kepada korban. Alasannya, peristiwa itu dianggap kedaluwarsa. Meski begitu, Belanda bersedia berdialog. ’’Kami akan meneruskan gugatan ke Mahkamah Internasional,’’ katanya.

Saih, salah seorang korban yang lolos pada peristiwa itu, mengaku senang mendapat santunan. ’’Tapi, saya percaya bapak-bapak pengacara untuk meneruskan gugatan kami,’’ ujarnya.

Sekarang, Saih tinggal di rumah sederhana di ujung barat desa. Dia menjadi satu-satunya saksi hidup peristiwa yang mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Krawang-Bekasi tersebut.

Peristiwa Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947. Saat itu, 431 nyawa manusia melayang di desa lumbung padi tersebut. Belanda melakukan serangan mendadak dengan dalih mencari gerilyawan dan menewaskan lelaki dewasa serta anak-anak di atas 15 tahun. Hanya wanita yang tersisa. Selama dua hari mereka menunggu bantuan dan memakamkan keluarganya dengan peralatan seadanya. (rdl/nw)
Berita Selanjutnya:
Persediaan Beras Aman

KARAWANG – Pemerintah Belanda akhirnya meminta maaf kepada korban dan keluarga peristiwa pembantaian Rawagede yang terjadi 61 tahun lalu. Selasa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News