Dudhie Merasa Korban Panda Nababan

Sidang Kasus Suap Memilihan DGS Bank Indonesia

Dudhie Merasa Korban Panda Nababan
Dudhie Merasa Korban Panda Nababan
Dari 18 amplop yang dibawanya itu, lanjutnya, memang tidak ada nama Panda Nababan. Karena memang Panda tidak termasuk dalam Komisi IX. "Sehingga namanya juga tidak ada dalam 18 amplop yang akan saya bagikan. Panda sendiri saat itu (adalah) Sekretaris Fraksi PDIP," paparnya.

Sementara, kesaksian yang menyebutkan bahwa Panda ikut menerima duit panas terkait suksesi pemilihan Miranda, sebelumnya juga sudah disampaikan oleh sejumlah saksi yang dihadirkan. Dudhie menyebut bahwa Panda memimpin pertemuan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, di mana pertemuan itu diduga untuk suksesi Miranda Goeltom.

Sedangkan saksi sebelumnya, Poltak Sitorus, Rosiana Farida Sitorus, Lukmania Sari, Budiningsih, Nining Indra Saleh (sekarang sebagai Sekretaris Jenderal DPR RI) dan Suwarno (masih sebagai anggota DPR RI), ikut memperjelas peran Panda dan Dudhie. Poltak misalnya, menyebut bahwa Panda-lah yang memimpin pertemuan di Hotel Dharmawangsa, yang diduga kuat membicarakan rencana untuk menyukseskan Miranda.

"Saya tidak ingat persis siapa saja yang hadir dalam pertemuan Dharmawangsa. Seingat saya, Pak Dudhie ada dalam pertemuan itu. Yang memimpin pertemuan Pak Panda. Tetapi, tidak ada arahan langsung untuk memilih Bu Miranda sebagai Deputi BI. Hanya disebutkan bahwa Bu Miranda (adalah) kandidat Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia,” kata Poltak, mantan anggota DPR-RI periode 1999-2004 itu. (oji/gus/jpnn)

JAKARTA- Dudhie Makmun Murod merasa menjadi korban dari Panda Nababan. Sebab, dari perintah Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan itulah ia bersedia membagi-bagikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News