Duet Ical-Pramono Bawa Kehancuran Golkar dan Demokrat
jpnn.com - JAKARTA - Wacana koalisi antara Partai Golkar dan Partai Demokrat pada pemilu presiden (pilpres) 2014 terkesan dipaksakan. Apabila sampai kejadian, koalisi yang berencana menduetkan Aburizal Bakrie (Ical) dengan Pramono Edhie Wibowo itu hanya akan membawa kehancuran kepada kedua partai.
Pengamat dari UIN, Pangi Swaryi Chaniago mengatakan, koalisi antara Golkar dan Demokrat tidak tepat. Pasalnya, kedua partai belum memiliki figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang punya karakter kepemimpinan yang kuat dan tidak didukung elektabilitas yang tinggi.
"Wacana Golkar berkoalisi dengan Demokrat terkesan dipaksakan. Simulasi Ical-Pramono Edhi Wibowo sangat tidak realistis, ini namanya bunuh diri dalam politik, sulit kedua figur ini mampu menghadang Jokowi, Prabowo yang elektibilitasnya sudah membumbung tinggi di atas langit," ucap Pangi saat dihubungi di Jakarta, Minggu (18/4).
Wacana koalisi antara Golkar dan Demokrat tersebut bisa diterima jika hanya sekadar untuk mempertahankan marwah dan harga diri partai. Namun, Pangi memandang rencana kerja sama kedua partai terindikasi hanya untuk mengacaukan sinyal dukungan Jokowi dan Prabowo.
"Tujuan koalisi kedua partai itu dinilai hanya untuk memecah poros PDIP dan Gerindra dengan harapan terjadi dua putaran pilpres. Dengan harapan Golkar dan Demokrat memiliki posisi tawar (bergaining position), dan harga yang tinggi pada pilpres putaran kedua. Kalau head to head Jokowi Prabowo kemungkinan Jokowi menang sehingga tidak terjadi transaksional politik," paparnya.
Menurut Pangi, sebaiknya Golkar berkoalisi dengan PDIP. Namun, ia mengingatkan agar merapatkan Golkar ke PDIP dengan tujuan menciptakan pemerintahan yang stabil dan kuat.
Namun, jika Golkar dan Demokrat tetap ngotot membentok poros baru maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, rapat pimpinan nasional (rapimnas) Golkar maupun rapimnas Demokrat betul-betul mencari figur yang tepat untuk capres dan cawapres.
"Golkar jangan ngotot memaksakan Ical jadi capres yang sudah pasti kalah. Demokrat jangan ngotot majukan Pramono Edhi Wibowo. Kan ada Dahlan Iskan yang memiliki posisi tawar bagi Demokrat untuk membangun energi baru," tandasnya.(dil/jpnn)
JAKARTA - Wacana koalisi antara Partai Golkar dan Partai Demokrat pada pemilu presiden (pilpres) 2014 terkesan dipaksakan. Apabila sampai kejadian,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bagja Tak Setuju Bawaslu Jadi Lembaga Ad Hoc, Begini Alasannya
- Muzani Bantah Gerindra Serang PDIP Terkait Pandangan Kritis Soal PPN Naik Jadi 12 Persen
- Gerindra Bantah Menyerang PDIP Soal Kenaikan PPN jadi 12 Persen
- Jubir PSI: PDIP Pengusul PPN 12%, Sekarang Mau Jadi Pahlawan Kesiangan
- Hanif Dhakiri: Jangan Memanfaatkan PPN 12% jadi Alat Menyerang Presiden Prabowo
- Syahganda Sebut Pernyataan Dolfie Soal PPN Dapat Picu Instabilitas Politik