Dugaan Pencurian Minyak Menguat
Rabu, 22 Desember 2010 – 22:21 WIB
MEXICO CITY - Duka masih menyelimuti San Martin Texmelucan. Sehari setelah ledakan hebat pipa distribusi Petroleis Mexicanos (Pemex) yang merenggut 28 nyawa, keluarga korban mulai mengais puing rumah mereka Senin malam waktu setempat (20/12) atau kemarin siang WIB. Sebagian korban tewas pun mulai dimakamkan. Selain tim dari pemerintah pusat dan regional, penyelidikan kemarin melibatkan tim khusus dari Pemex. "Komisi gabungan pemerintah dan Pemex tengah berusaha keras mengungkap ledakan tersebut," ungkap Meneses. Dugaan sementara, penyebab ledakan tersebut tetap mengarah pada pencurian minyak mentah Pemex oleh maling amatir. Direktur Pemex Juan Jose Suarez Coppel pun menduga demikian.
Investigasi memasuki hari kedua kemarin (21/12). Dari total 28 korban tewas, 13 di antaranya anak-anak. Jumlah korban luka yang masih menjalani perawatan di rumah sakit mencapai 52 orang. Sementara itu, puluhan atau bahkan ratusan warga lainnya terpaksa tinggal di tempat-tempat pengungsian karena rumah dan harta benda mereka hangus terbakar.
Baca Juga:
Selain korban jiwa, ledakan di kawasan tengah Meksiko itu memang menimbulkan kerugian materi yang tidak sedikit bagi warga Kota San Martin. "Sebanyak 32 rumah warga menjadi arang. Sekitar 83 rumah yang lain mengalami kerusakan beragam akibat ledakan Minggu malam lalu (19/12)," kata Valentin Meneses, pejabat pemerintah Negara Bagian Puebla, kepada Associated Press.
Baca Juga:
MEXICO CITY - Duka masih menyelimuti San Martin Texmelucan. Sehari setelah ledakan hebat pipa distribusi Petroleis Mexicanos (Pemex) yang merenggut
BERITA TERKAIT
- Bus Wisata Masuk Jurang, 19 Penumpang Tewas, Sopir Selamat
- Joe Biden Larang Pabrik Baja Amerika Dijual ke Perusahaan Jepang
- Ekonomi Vietnam Makin Maju, Hanoi Jadi Kota Paling Tercemar di Dunia
- Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka
- 179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Korsel
- Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel