Duh, 4 Kali Dijual dan Disiksa Agen
jpnn.com - MATARAM – Muliati, salah seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengisahkan pengalamannya selama bekerja di Arab Saudi. Ia mengaku majikannya sempat memperlakukannya seperti binatang.
Beruntung, kata dia, salah satu keluarga majikannya pernah liburan ke Bali dan mendengar nama pulau Lombok yang dikenal dengan pulau seribu masjid.
Majikan akhirnya mempercayai Muliati dari Indonesia. Dia lalu diminta mengajarkan anak majikannya mengaji. Sejak saat inilah perlakuan majikannya berubah. Muliati tinggal selama 2 tahun 6 bulan. “Selama menjadi TKI saya tidak pernah pindah majikan sampai pulang,” tuturnya.
Apa yang dialami Muliati hampir sama dengan nasib Munirah, TKW asal Gelogor Kabupaten Lombok Barat, NTB ini. Dia mengaku sejak awal pemberangkatan tidak ada masalah yang dialami, karena ia berangkat resmi dari salah satu perusahaan.
Namun sayangnya meski berangkat secara resmi, pengalamannya pun cukup pahit karena harus mengalami empat kali dijual dan disiksa oleh agennya sendiri. Munirah berangkat menjadi TKI tahun 2011 lalu.
Penempata di majikannya yang pertama di Qatar memang sesuai dengan kontrak yang ia tandatangani. Namun dia mendapat perlakuan tidak enak. Ia malah dilaporkan ke agen yang menyalurkannya kalau dirinya malas, tidak mau kerja, padahal lebih dari itu.
Salah satu keluarga majikan pernah ingin memperkosanya, sehingga ia memutuskan untuk keluar dari majikannya.
“Ada empat kali saya dijual oleh agen saya ke majikan yang lain,” tuturnya dilansir Radar Lombok (Grup JPNN).
MATARAM – Muliati, salah seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengisahkan pengalamannya
- Bocah Tenggelam di Aliran Bendungan Sukajaya Palembang, Tim SAR Langsung Bergerak
- Calon Bupati Biak Numfor Diduga Melakukan Pencabulan
- Geram Melihat Sampah di TPS Mandala Krida, Menteri LH Panggil Pemkot Yogyakarta
- Pemkot Tangsel Pastikan Pembangunan SDN Ciputat 01 Sesuai Target
- Konon Kerugian Negara di Kasus SPPD Fiktif DPRD Riau Capai Rp 100 Miliar Lebih, Ini Kata BPKP
- Perkuat Partisipasi Kelompok Rentan dalam Pilkada, Setara Institute Susun Rekomendasi Kebijakan