Duh, Aksi Penembakan Massal Terjadi Lagi

jpnn.com - FRANKFURT – Setelah heboh penembakan kelab LGBT di Orlando, Insiden penembakan kembali terjadi. Kali ini di Bioskop Kinopolis yang terletak di Kota Viernheim, Hesse State, Jerman, kemarin (23/6).

Seorang pria berpenutup wajah memberondongkan senjata ke arah para penonton bioskop. Seisi ruangan pun gempar. Setelah terlibat baku tembak dengan aparat, pelaku akhirnya tewas.

''Saya mendengar beberapa kali suara tembakan. Tapi, saya tidak tahu apakah yang ditembakkan itu peluru asli atau tidak,'' kata saksi mata yang lantas menelepon polisi sebagaimana dilansir harianBild. Pelaku yang tidak disebutkan identitasnya itu datang ke bioskop seorang diri. Tanpa basa-basi, dia memasuki gedung bioskop dan langsung melepaskan tembakan ke arah para penonton.

Para penonton pun langsung ketakutan dan panik. Mereka berlarian di dalam ruangan untuk menyelamatkan diri. Polisi yang datang ke lokasi kejadian beberapa saat kemudian mengepung bioskop tersebut. Khawatir ada penonton bioskop yang disandera, aparat pun menyerbu masuk sambil menyemprotkan gas air mata. Diduga, semprotan gas air mata itu mengakibatkan 25 orang terluka.

Setelah berhasil memasuki bioskop, polisi melepaskan tembakan ke arah pelaku. Baku tembak pun tidak terelakkan. Akhirnya, aparat berhasil melumpuhkan pelaku. Dia tewas setelah timah panas polisi bersarang di tubuhnya. ''Polisi terpaksa menembak mati pelaku karena menduga dia akan menyandera penonton,'' kata Peter Beuth, pejabat provinsi setempat. 

Lebih lanjut, Beuth mengatakan bahwa polisi menerima laporan tentang insiden tersebut sekitar pukul 14.45 waktu setempat. ''Penelepon mengaku melihat pria bertopeng yang membawa senjata laras panjang. Dia juga mendengar empat tembakan,'' ujarnya. Karena itu, polisi langsung bergerak cepat. Mereka menerjunkan pasukan khusus ke lokasi kejadian yang tidak jauh dari Kota Frankfurt tersebut.

Pascainsiden, polisi menyegel lokasi kejadian. Investigasi langsung dilakukan. Berdasar pemeriksaan awal dan keterangan para saksi, polisi menduga pria itu mengalami gangguan kejiwaan. Tapi, tidak jelas apakah dia melancarkan aksi tunggalnya karena latar belakang politik atau ideologi tertentu. Polisi juga tidak menutup kemungkinan motivasi kriminal biasa di balik insiden tersebut. (AFP/Reuters/BBC/hep/c19/any/pda)