Duh, Dokter Umum Semakin Terpinggirkan

Duh, Dokter Umum Semakin Terpinggirkan
Para dokter di ruang Baleg DPR, Selasa (27/9). Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

Dia menegaskan, kasus-kasus rujukan yang terjadi di daerah itu bukan sepenuhnya kewenangan dokter. Menurutnya, seringkali dokter FKTP terpaksa melakukan rujukan karena alat kesehatan dan obat di fasilitas mereka tidak tersedia. 

’’Di aceh besar, persediaan infus di klinik sering kosong. Aceh utara malah kekurangan catropil, obat untuk hipertensi,’’ ungkapnya.

Kekosongan obat tersebut, lanjut dia, karena masih lambannya distribusi obat dengan e-katalog. Menurutnya, obat yang dipesan belum tentu sampai tiga bulan kemudian. 

’’Kalau mau adil, pemerintah juga harus memperhatikan soal fakto distribusi obat terutama di wilayah terpencil,’’ jelasnya.

Hal tersebut pun diakui oleh Taufan Tuarita, dokter yang bekerja di klinik cempaka putih dulu pernah di puskesmas. Jadi dia tahu benar bahwa sarana di FKTP memang kebanyakan kurang. Misalnya, untuk menangani pasien yang didiagnosa kemasukan benda asing di telinga.

’’Saya punya kompetensi untuk menangani pasien tersebut, tapi karena alat pembersih telinganya tidak ada ya terpaksa saya rujuk ke ahli THT,’’ jelasnya.

Terkait janji pemerintah untuk membuat setara DLP dengan spesialis, Taufan menganggap itu hanya janji palsu. Pasalnya, pendidikan DLP sebenarnya mengulang ilmu yang dipelajari saat pendidikan kedokteran umum. 

Hanya ditambah dengan beberapa kompetensi yang seharusnya bisa dipelajari lewat seminar atau penambahan kompetensi.

JAKARTA – Kemarin, ruang Badan Legislasi (Baleg) DPR disesaki sekitar 120 dokter. Mereka bukan sedang memeriksa kondisi kesehatan wakil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News