Duh! Ekonom Khawatir Harga Kedelai Picu Kenaikan Komoditas Lain

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut kenaikan harga kedelai dikhawatirkan memengaruhi komoditas lainnya.
"Kemarin kenaikan harga minyak goreng setelah itu kedelai," ungkap Bhima saat dikonfirmasi, Senin (21/2).
Bhima menyarankan agar Indonesia melakukan kontrak pembelian kedelai dalam jangka waktu yang panjang.
"Paling enggak satu tahun untuk mencegah harga agar tidak terlalu fluktuatif dalam waktu dekat," saran Bhima.
Menurut dia, rata-rata pembelian kedelai adalah kontrak yang sifatnya jangka pendek, sedangkan Indonesia mengimpor kedelai sekitar 80 persen, yang berarti harganya bergantung pada nilai internasional.
Di samping itu, harga kedelai internasional yang menunjukkan kenaikan disebabkan kebutuhan pakan ternak meningkat di China untuk pakan babi.
Bhima menilai lonjakan harga komoditas kedelai karena di negara-negara baik Amerika Latin maupun Amerika Serikat, kedelai digunakan sebagai substitusi dari minyak sakit dalam pembuatan soy bean oil.
Dengan demikian, kenaikan harga kedelai membuat para perajin tahu dan tempe melakukan mogok produksi serentak selama tiga hari, yakni 21-23 Februari 2022.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut kenaikan harga kedelai dikhawatirkan memengaruhi komoditas lainnya.
- Bareskrim Bakal Tindak Tegas Pelaku yang Kurangi Takaran Minya Goreng
- Bitcoin Terkoreksi USD 80 Ribu, Peluang atau Ancaman bagi Investor?
- Pemuda Muhammadiyah Dorong DPR dan Aparat Penegak Hukum Mengusut Dugaan Kecurangan Takaran MinyaKita
- Tingkatkan Ekonomi Setelah Tsunami Selat Sunda, Istri Nelayan Produksi Aneka Olahan Laut
- Tim Gabungan Temukan MinyaKita tak Sesuai Takaran di Mamuju
- APP Group dan Sinar Mas Ramaikan Bazar Ramadan Kementerian Kehutanan