Duh, Gara-Gara Air PDAM Mati Pengeluaran Warga Naik Segini
jpnn.com, SURABAYA - SURABAYA – Sejak air PDAM berhenti mengalir dua pekan lalu, Warga Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, harus menyiapkan dana lebih untuk membeli air bersih. Memang, PDAM memberi jatah air, namun jumlahnya dirasa sangat kurang.
Karena itu, pemandangan seperti deretan jeriken dan ember di halaman rumah warga kerap terlihat. Mereka menunggu pasokan air dari PDAM. ''Sudah dua minggu air PDAM tidak mengalir,'' ucap Supriyatin, warga RW 3 Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep. Akibatnya, dia harus mengeluarkan dana tambahan sekitar Rp 50 ribu setiap hari untuk mendapatkan air bersih. ''Yo tak gawe adus yo masak,'' ucapnya.
Masalahnya, air tangki tidak bisa didapat setiap hari. Selain itu, banyak warga yang membutuhkannya. Warga tidak jarang sampai cekcok karena rebutan jatah air dari PDAM. Selain Supriyatin, ada Sulistyowati, warga Made, RW 4, RT 1. Sulistyowati setiap hari terpaksa membeli 20 galon air bersih. ''Ya sekitar Rp 80 ribuan setiap hari,'' jelasnya.
Dia menambahkan bahwa kualitas air dari tangki PDAM kadang berbau dan sedikit kuning. Sulis berharap mampetnya air PDAM bisa segera diatasi. Selain itu, kualitas air dari mobil tangki diharapkan bisa lebih baik lagi.
Kamad, warga Made, RW 03, RT 03, menjelaskan bahwa air PDAM di wilayahnya berhenti mengalir sejak 15 Oktober lalu. Sebelum berhenti total, empat hari sebelumnya juga mati. Namun, sehari berikutnya air nyala, tetapi hanya saat malam. ''Setelah itu mati hingga sekarang,'' ungkapnya. Ada dua RW yang terdampak matinya air PDAM. Yaitu, RW 3 dan sebagian RW 4. Jika ditotal, jumlah yang terdampak sekitar 400 KK.
Sementara itu, Manajer Humas PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Agus Subagyo menuturkan, pihaknya masih mencari titik permasalahan ketiadaan suplai air di kawasan tersebut. Sebab, pengerjaan reservoir Made selesai pada 19 Oktober lalu. ''Mestinya bisa lancar,'' ucapnya.
Mengenai adanya dugaan kebocoran di lokasi tersebut, pihaknya saat ini belum mendapatkan informasi terkait hal itu. Agus menjelaskan, sembari mencari titik permasalahannya, pihaknya saat ini mengoneksikan pipa 150 milimeter untuk membantu kelancaran air di Made. Terkait adanya kualitas suplai air PDAM yang kurang baik, pihaknya belum mengetahui secara pasti. ''Kami terus upayakan untuk bisa lebih baik,'' katanya.
Penyelesaian pengerjaan koneksi pipa tersebut juga belum diketahui. Menurut Agus, pengerjaan pipa itu saat ini dikebut agar pelayanan untuk warga Made dan sekitarnya bisa kembali normal. (omy/c15/any)
Akibatnya, dia harus mengeluarkan dana tambahan sekitar Rp 50 ribu setiap hari untuk mendapatkan air bersih
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi