Duh Gimana nih, Bandara Minangkabau Masih Belum Untung

jpnn.com - KM KELUD - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyoroti Bandara Internasional Minangkabau, Padang yang masih belum memberikan keuntungan.
Saat ini bandara tersebut masih belum mencapai target penumpang per harinya. Kapasitas Bandara Minangkabau saat ini baru mencapai 50 persen dari target.
"Saya mendapat laporan dari AP II, Pak Budi Karya Sumadi (Dirut AP II), bahwa bandara di Padang masih tidak untung. Kalau untung harus bisa penumpang tiap hari 5 ribu yang berangkat dan pergi, sekarang baru sekitar 2.700 penumpang," tutur Rini dalam perjalanan ke Karimun Jawa, menggunakan KM Kelud milik PT Pelni, Jumat (20/11) malam.
Karena itu mantan Menteri Perindustrian itu bersama direksi AP II selaku pengelola Bandara Minangkabau terus berupaya untuk mengembangkan pariwisata di sana dan mendatangkan banyak wisatawan berkunjung. Rini meyakini dengan mengembangkan pariwisata di Padang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sana.
"Yang akan saya tekankan, kami membicarakan bagaimana bisa mengembangkan pariwisata. Kemudian harus berpikir, bagaimana caranya bisa menjadi 5 ribu penumpang, tentunya kita kemudian melihat apa yang bisa dilakukan di Padang, Bukti tinggi, bagaimana pengembangannya," tutup wanita berumur 57 tahun ini. (chi/jpnn)
KM KELUD - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyoroti Bandara Internasional Minangkabau, Padang yang masih belum memberikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Danantara Dinilai Jadi Peluang Baru untuk Memperkuat BUMN
- Pelindo Terminal Petikemas Tambah 2 Alat Bongkar Muat TPK Semarang
- ASG Expo 2025 Sukses, Pengunjung Tembus 25.000 dalam 10 Hari
- Antares Eazy, Teknologi AI yang Aman dan Efisiensi untuk Kampus Modern
- Wamen Investasi: Danantara Akan Percepat Hilirisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
- Punya 47 Cabang, Titik Koma Berbagi Pengalaman di Tengah 'Red Ocean' Industri Kedai Kopi Indonesia