Duh, Nasib Media Online
jpnn.com - NEW YORK – Sempat bersinar sebentar, bisnis media online (online news) perlahan mulai redup, setelah sempat bersinar sebentar.
Beberapa pekan terakhir, sedikitnya tiga perusahaan di Amerika Serikat (AS) yang menerbitkan media online dilanda rasa panik.
Sebab, kekhawatiran mereka terhadap masa depan bisnisnya telah menjelma menjadi nyata. Pendapatan dari sisi iklan menurun seiring dengan anjloknya jumlah kunjungan ke situs media mereka.
Adalah Mashable, salah satu generasi pertama situs koran digital Negeri Paman Sam, yang kali pertama mewujudkan kepanikan itu dalam efisiensi karyawan. Bulan ini, situs yang baru saja membukukan pendapatan USD 15 juta (sekitar Rp 197,3 miliar) tersebut merumahkan setidaknya 30 orang.
Selain Mashable, ada dua pemain dalam bisnis media digital yang mulai tergoda untuk menyerah, yakni Salon dan BuzzFeed.
Salon telah mengumumkan rencana untuk kembali memangkas anggaran. Juga mengurangi jumlah karyawan. Sebelumnya Salon melakukan hal yang sama.
Maka, ketika Salon kembali menempuh langkah tersebut, BuzzFeed pun merasa harus mulai ancang-ancang. Sebab, perusahaan start-up news online itu juga tidak bisa lagi menutupi fakta bahwa mereka terus merugi.
”Ini masa yang sangat genting,” kata Om Malik seperti dilansir New York Times awal pekan ini. Salah seorang penanam modal pada True Ventures tersebut mengakui bahwa bisnis online kian susah berkembang. Pada 2015 True Ventures terpaksa merelakan Gigaom gulung tikar.
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29