Duh, Red Bull dalam Bahaya

jpnn.com - BOS Red Bull-Renault Christian Horner tidak tahu harus tertawa atau menangis ketika melihat pembalapnya, Daniel Ricciardo, melintasi garis finis GP Bahrain di posisi keenam dengan mesin mobil berasap di belakangnya.
Dua bisa tersenyum karena pembalap andalannya menyelesaikan balapan di posisi lumayan. Tapi dia juga menangis lantaran pada seri keempat tersebut Ricciardo sudah menggunakan mesin ketiganya.
Pada seri berikutnya di GP Spanyol (10/5), Ricciardo harus memakai mesin keempat atau cadangan terakhir yang boleh dipergunakan dalam semusim.
Kerusakan mesin yang dialami pembalap Australia tersebut terdapat pada mesin pemantik internal (internal combustion engine). Komponen itu termasuk golongan vital yang penggantiannya hanya diperbolehkan maksimal empat kali.
Setelah yang ketiga di GP Bahrain, di Catalunya, Barcelona, nanti dia menggunakan mesin keempat. ''Kami sedang menghadapi ancaman pembatasan mesin. Tiga mesin dalam empat balapan,'' ujar Horner yang pernah mengkritik keras pemasok mesin timnya, Renault, pada awal musim.
Fakta tersebut membuktikan bahwa masalah ketahanan mesin alias reliability terus menghinggapi mantan jawara konstruktor empat musim beruntun tersebut. (cak/c19/ham)
BOS Red Bull-Renault Christian Horner tidak tahu harus tertawa atau menangis ketika melihat pembalapnya, Daniel Ricciardo, melintasi garis finis
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kelsey Robinson Masih Belum Bisa Bawa Electric PLN Raih Kemenangan
- Popsivo Polwan Menang, Cek Klasemen Final Four Proliga 2025
- Debut Manis HydroPlus Strikers & MilkLife Shakers Raih Runner-up di JSSL Singapore 7’s 2025
- Legenda Basket Indonesia Saling Sikut Menjelang IBL All Star 2025
- 10 Pemain Persebaya Raih Kemenangan Penting dari Madura United
- LA Lakers Hancur Lebur di Gim 1 Babak Pertama NBA Playoffs