Duh... Siswa Tuna Grahita Kekurangan Guru
jpnn.com - PURWOKERTO - Siswa tuna grahita di Purwokerto masih membutuhkan tambahan guru. Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Yakut, Rubimanto.
Dia mengatakan, saat ini di SLB tersebut baru tersedia 17 guru. Idealnya, SLB itu membutuhkan paling tidak dua kali dari jumlah yang ada sekarang. "Kebanyakan orang tidak mau mengajar di sini, karena itulah masih kurang sekali tenaga guru," kata Rubimanto pada Radar Banyumas (JPNN Group).
Saat ini, guru-guru tersebut masih harus bolak-balik ke 12 kelas yang tersedia. Mereka juga harus mengajar 116 siswa di sekolah tersebut. “Jadi selama ini, staf pengajar tidak cuma lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), tetapi juga guru bukan PLB," ujar Rubimanto.
Dia menjelaskan, SLB Yakut di Purwokerto memiliki dua kelas keterbatasan. Yakni SLB Yakut B untuk siswa tuna rungu dan SLB Yakut C bagi siswa penyandang tuna grahita ringan dan sedang. "Siswa dengan kebutuhan lebih memerlukan penanganan yang berbeda sesuai kekurangannya," kata Rubimanto.
Menurut Rubimanto, para siswa sejauh ini sudah dididik dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. "Setelah selesai sekolah, mereka ingin melanjutkan kuliah dan juga ingin untuk bekerja dan tidak pilih-pilih pekerjaan karena sudah pasti kalah kualifikasi,” tegas Rubimanto. (mam)
PURWOKERTO - Siswa tuna grahita di Purwokerto masih membutuhkan tambahan guru. Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Yakut, Rubimanto.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit