Duh, Stunting di 11 Kabupaten di Jawa Timur Masih Tinggi
jpnn.com, SURABAYA - Stunting atau gagal tumbuh kembang (gatumbang) saat ini menjadi perhatian Pemprov Jawa Timur (Jatim).
Sebab, angka stunting di beberapa daerah masih tinggi. Tak ingin itu terus terjadi, Gubernur Jatim Soekarwo mencanangkan kampanye gerakan nasional pencegahan stunting.
Soekarwo menyebutkan, prevalensi kasus stunting di Jatim mencapai 26,9 persen. Bahkan, 30 persen di antaranya banyak ditemui di perkotaan.
Kasus stunting juga tidak hanya terjadi pada keluarga miskin. Sebab, ujar dia, 29 persen kasus stunting dialami anak dari keluarga yang lebih mapan.
Kondisi tersebut, terang Soekarwo, bisa terjadi karena para orang tua sibuk dengan pekerjaan.
Akibatnya, para orang tua menyerahkan anaknya dalam asuhan asisten rumah tangga (ART). Padahal, para ART bisa saja tidak terlalu memahami pentingnya asupan gizi.
"Jadi, stunting bukan dari kaya, miskin, di desa, atau di kota, tapi ini adalah tentang pola asuh," tuturnya.
Imbas kurangnya asupan gizi adalah gizi kronis. Terutama pada seribu hari pertama kehidupan. Jika tidak, konsekuensinya si anak akan mudah sakit.
Sebanyak 29 persen kasus stunting di Jawa Timur dialami anak dari keluarga yang lebih mapan.
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Kaltim Andalkan Data Presisi Geospasial untuk Pembangunan
- Polres Inhu Menanam Cabai Dukung Program Asta Cita terkait Ketahanan Pangan
- Tekan Stunting, Pemkot Palembang Luncurkan Dapur Sehat
- Gandeng UNSIKA, Peruri Perkuat Program Penurunan Stunting di Karawang
- Mendes Yandri Pastikan Desa Bakal Berpartisipasi Menyukseskan Program Makan Bergizi