Duh Teganya..Ibu Hamil Dihakimi Warga
Sementara, Sindi dengan terbata- bata menjelaskan awal mula peristiwa itu. Kala kebakaran menjilat, dia berada di luar barak.
Menanti sang suami Rizki ke luar menjahit celana panjang. Dia tidak menghidupkan kompor ataupun menyalakan kipas angin di kamar.
Sehari-harinya, dia berjualan kue cenil dan kue basah berbahan dasar tepung kanji. Kebetulan hari itu tidak berjualan.
Tidak berselang lama, bau asap tercium dari dalam rumah. Lalu dia masuk. Api sudah membakar kasur.
Panik melanda. Dia teriak minta tolong sambil memadamkan api dengan alat seadanya.
"Saat itu gak ada yang dengar teriakan saya," ucap calon ibu berusia 18 tahun itu dengan terbata-bata.
Sang suami yang tiba usai menjahit celana, juga tak bisa menahan kobaran api merembet ke dinding-dinding kayu baraknya.
Dengan wajah pucat lantaran ketakutan diminta bertanggung jawab, dia menegaskan dirinya tidak lagi memasak atau menghidupkan kompor. Api berasal dari bilik kamar.
"Kalau hidupin kompor saya nggak pak. Pagi itu saya nasi beli buat sarapan," tegasnya.
Apes memang nasib Sindi, seorang ibu hamil di Palangkaraya. Kebakaran itu berhasil diredam pemadam kebakaran setelah meludeskan 12 rumah warga dan dua barak alias kos-kosan.
- Pabrik di Kawasan Industri Terboyo Terbakar, Damkar Semarang Kerahkan Seluruh Personel
- Ini Upaya Propan Raya dan LPJK dalam Perlindungan Gedung dari Kebakaran
- Ribuan Warga Memeriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
- Kebakaran Gudang Alat Dekorasi di Bogor Sebabkan Satu Orang Meninggal
- Hari Kesehatan Nasional, Srikandi Movement PLN Tingkatkan Kepedulian Kesehatan Ibu & Anak
- Konon Inilah Penyebab Kebakaran Belasan Kapal Nelayan di Pekalongan