Duh...Industri Kertas Kalah Dari Tiongkok
jpnn.com, SURABAYA - Banyaknya gempuran produksi kertas asal Tiongkok membuat industri di Indonesia mengalami depresiasi.
Setidaknya, penurunan mencapai 20 persen hingga 22 persen sehingga mengakibatkan banyak pabrik kertas melakukan diversifikasi produk.
Asosiasi Pengusaha Kertas Indonesia (APKI) menyebutkan, penurunan produksi kertas terjadi akibat banyaknya produk kertas dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia.
Itu terjadi lantaran produksi kertas Tiongkok ditolak Eropa dan Amerika Serikat.
Ini mengakibatkan Indonesia kebanjiran kertas dengan harga murah.
Hal ini dianggap merugikan industri kertas lokal sehingga banyak pabrik yang memilih untuk gulung tikar atau bertahan dengan cara diversifikasi produk.
Diversifikasi produk dilakukan dengan cara pabrik membuat produk kertas coklat dan tisu, tidak lagi memproduksi kertas putih HVS lantaran harga produksi tidak seimbang dengan harga jual.
"Namun, tidak semua pabrik kertas melakukan diversifikasi. Sebab pabrikan raksasa tetap memproduksi HVS, sedangkan kertas coklat dan tisu sebagai produk turunan," ujar Misbahul Huda, Tim Ahli APKI.
Dengan kondisi demikian, Huda memprediksi adanya peningkatan tipis bagi industri kertas.
Sekitar 1 hingga 2 persen dinilai sudah cukup bagus bagi pertumbuhan industri.(end/jpnn)
Banyaknya gempuran produksi kertas asal Tiongkok membuat industri di Indonesia mengalami depresiasi.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Kuasai 99,72 Persen Saham FajarPaper, SCGP Rogoh Rp 9,98 Triliun
- Pelajar Jepang Kunjungi Pabrik Kertas APP Sinar Mas di Riau, Seru Banget
- Kertas Mati
- Singkirkan Ribuan Peserta, 44 Mahasiswa Terpilih untuk Magang di Industri Kertas
- Berusia 100 Tahun, PT Kertas Padalarang Beradaptasi dengan Perkembangan Zaman
- Ongko Laokao