Duit Nganggur Tembus Rp 500 Triliun
Jumat, 28 September 2012 – 06:06 WIB
Meski demikian, BI tetap memperhitungkan kebutuhan likuiditas masing-masing bank. Ada beberapa bank besar di Indonesia yang ekses likuiditasnya mencapai Rp 300 triliun. "Nanti yang diserap BI (melalui instrumen moneter) bergantung bank. Lagi pula, penyerapan ini bergantung lelang," jelasnya.
BI juga mendorong sektor-sektor produktif untuk memunculkan instrumen baru. Sayang, sejauh ini belum ada instrumen baru yang lahir. Padahal, akan terjadi penyerapan yang bagus jika instrumen tersebut mampu meyakinkan pasar bahwa tidak akan terjadi default dan return yang tinggi.
Sebagai catatan, pada ajang Indonesia Investment Day di New York, AS, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menjelaskan, rasio kredit perbankan dalam kontribusinya pada produk domestik bruto (PDB) di Indonesia masih sangat minim. Yakni, 31 persen.
Bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 115 persen. "Masih ada ruang kebijakan yang bisa digarap Indonesia," ujarnya.
JAKARTA - Dana yang dihimpun perbankan Indonesia terus bertambah. Sayang, tidak semuanya disalurkan untuk kegiatan produktif. Alhasil, jumlah dana
BERITA TERKAIT
- Lewat Karya Nyata Festival ke-11, Menteri BUMN Dukung Pertumbuhan UMKM di Sumsel
- Pengurus Kadin di Bawah Pimpinan Anindya Bakrie Resmi Dibentuk, Tepis Rumor Perpecahan
- Apresiasi Kehadiran BBN Airlines, Azka Aufary Ramli: Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata
- Pakar Hukum Soroti Intervensi Asing Dalam Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek
- Pertamina Raih Penghargaan Terbaik 1 di Ajang Indonesia‘s SDG Action Awards 2024
- Airlangga Dorong Para Menteri ASEAN Selesaikan Perundingan Ekonomi Digital Tepat Waktu