Duka Atas Tewasnya Pemilik Kedai Ikonik Di Melbourne Dalam Serangan Teroris Di Bourke Street
"Pernah, dulu sekali, setelah aku putus dengan partner lama, aku menghabiskan malam di Pellegrini.
"Di dapur. Di dekat tungku. Memasak di rumah. Mamas yang hangat. Dan Sisto. 'Hei, artista. Bagaimana kabarmu hari ini?'"
Kisah Zable, yang dengan fasih diceritakan di akun Facebook-nya, adalah salah satu yang berulang kali dikutip orang dalam perbincangan di media sosial, di rumah dan kafe, dan di luar Pellegrini, di mana pelayat terus berkumpul akhir pekan ini.
Photo: Warga yang berduka meletakan karangan bunga di depan Pellegrini's cafe (AAP: James Ross)
Bar espresso ini bukanlah kedai kopi sembarangan. Kedai itu telah berdiri di sana di salah satu jalan tersibuk di kota Melbourne sejak 1950-an.
Malaspina dan temannya Nino Pangrazio mengambil alih pada tahun 1974.
"Pellegrini adalah segalanya yang indah tentang kota ini," tulis Zable.
"Perwujudan transformasi, Pasca perang. Ketika Yunani, Yahudi, Italia, Jugoslavia, kami wogs dan dagos, datang ke sini untuk mencari kehidupan baru. Bekerja di pabrik. Mendirikan usaha kecil. Membawa kita lagu-lagu dari tanah yang jauh."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata