Duka Lara Negeri Lautan

Duka Lara Negeri Lautan
Duka Lara Negeri Lautan

Saya ingat dalam sebuah bukunya Anthony Reid menulis bahwa Indonesia adalah negeri maritim dan perikanan. Bukan negeri petani. Setidaknya di sekitar abad 15 hingga 17.

Kota terpenting, kala itu adalah Malaka, Tuban, Banten, Gresik, Surabaya dan Aceh di bawah Iskandar Muda pada 1607-1636.  Di semua daerah itu tak sebidang sawah pun ditemukan. Mereka mengimpornya dari Thailand, atau secara lokal dari Mataram. Kala itu, Nusantara dikenal sebagai negeri Maritim yang makmur.

Arus balik terjadi ketika Portugis merebut Malaka sebagai pelabuhan transito perdagangan pada 1511 dan dalam kurun panjang Singapura jatuh ke tangan Inggris pada 1854 (Traktat London). Sejak itu, Indonesia bergeser menjadi kerajaan pedalaman yang fokus kepada dunia pertanian, kendati kinipun absurdnya kembali mengimpor beras.

Indonesia sebenarnya lebih patut disebut sebagai  negeri lautan yang berpulau-pulau. Bukan negeri kepulauan. Tapi mungkin, laut dianggap seram, meski di dalamnya terkandung sumber ikan yang dahsyat, termasuk juga sumber  minyak bumi.

AYAM mati di lumbung padi itu sindiran. Kita geleng-geleng kepala, mengapa negeri agraris ini malah mengimpor beras. Sebelumnya, kita juga mengimpor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News