Duka Warga yang Tertembak Peluru Aparat di Pelabuhan Sape
Ditinggal Kekasih karena Kaki Lumpuh
Rabu, 08 Februari 2012 – 22:42 WIB
Sehari di RSU Kota Bima, kondisi Sahabudin membaik. Namun, tim medis menyerah. Petugas tak bisa mengeluarkan pelor panas yang bersarang di pahanya. Sahabudin pun dirujuk ke RSUD di Mataram.
Baru pada hari kedua peluru di paha Sahabudin berhasil dikeluarkan. Ternyata, timah panas itu menembus tulang pahanya. Untuk pemulihan, bungsu di antara dua bersaudara tersebut dirawat hingga 12 hari. Bahkan, untuk meluruskan kembali tulangnya, paha kirinya dibedah dan dipasangi pen atau pelat. "Kata dokter, setahun lagi alat ini baru bisa dilepas," jelasnya.
Karena luka itu, Sahabudin tidak bisa berjalan sempurna. Dia harus menggunakan alat bantu. Penderitaan dia belum berakhir. Karena cacat itu, dia gagal menikah. Tunangannya berubah pikiran dan membatalkan rencana pernikahan.
"Padahal, akhir Desember itu kami berencana menikah. Keluarga kami sudah setuju. Apa boleh buat, tiba-tiba nggak jadi," ungkapnya lantas tersenyum.
Tragedi di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), 24 Desember lalu, menyisakan duka mendalam bagi para korban. Ada yang kehilangan nyawa,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408