Duka Warga yang Tertembak Peluru Aparat di Pelabuhan Sape
Ditinggal Kekasih karena Kaki Lumpuh
Rabu, 08 Februari 2012 – 22:42 WIB
Cerita duka juga datang dari Ismail Abdullah, 55. Kakek tiga cucu itu diterjang empat peluru. Dua di bagian dada, satu di lengan kanan, dan satu lainnya bersarang di paha. Ismail beruntung karena nyawanya selamat. "Waktu itu saya merasa akan mati. Tapi, ini semua karena pertolongan Tuhan," ujarnya.
Dia sama sekali tidak menduga aparat bertindak seperti itu. Pagi itu, pukul 05.30, warga sempat bersalaman dengan polisi. Massa yang waktu itu sekitar 100 orang bersiap pulang ke kampungnya. Namun, suasana berubah tegang.
Hal tersebut bermula dari permintaan polisi kepada warga agar menyerahkan senjata tajam (sajam). Namun, warga dengan tegas menolak. Aparat lantas mengepung pelabuhan. Dalam negosiasi, warga bersedia menyerahkan sajam asalkan polisi juga meletakkan senjata. "Saya anggap, dari situlah awal mula meletusnya tembakan," beber Ismail.
Selain empat peluru yang bersarang di tubuhnya, peci hitam yang dikenakan Ismail sempat terserempet timah panas. Dia menunjukkan bekas peluru yang menyasar pecinya. Tampak jelas, di bagian luar peci hitam itu terdapat dua bekas bolongan. "Untung tidak menembus kepala saya. Semua ini karena kuasa Allah semata," ungkapnya.
Tragedi di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), 24 Desember lalu, menyisakan duka mendalam bagi para korban. Ada yang kehilangan nyawa,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408