Dukung Investor China Kembangkan Energi Hijau di RI, Bamsoet Ungkap Fakta Ini

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengapresiasi rencana investasi berbagai perusahaan asal China dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan energi hijau (green energy) di Indonesia.
Salah satu perusahaan, yaitu China Energy Engineering Group Shanxi Electric Power Construction, BUMN asal China yang akan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan tenaga surya (PLTS) untuk mempercepat migrasi PLN dari PLTU.
Perusahaan lainnya, yakni Huayou Cobalt dan PT Indonesia Pomalaa Industrial Park menjadi bagian dari rantai industri baterai litium yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.
Menurut Bamsoet, investasi ini merupakan keniscayaan mengingat Indonesia memiliki potensi dan sumber energi bersih yang berlimpah, seperti panas bumi, tenaga surya, ataupun tenaga air.
Potensi listrik melalui PLTA sendiri mencapai sebesar 76,09 gigawatt.
"Namun, saat ini kapasitas yang terpasang baru mencapai 5,28 gigawatt atau baru mencapai 6,9 persen dari kapasitas yang ada," ungkap Bamsoet yang akrab disapa seusai menerima kunjungan jajaran China Energy Engineering Group Shanxi Electric Power Construction dan Huayou Cobalt di Jakarta, Kamis (21/3).
Potensi lainnya, kata Bamsoet, yakni PLTS sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp.
Bamsoet mengungkapkan Indonesia masih tertinggal dibandingkan berbagai negara lainnya dalam pengembangan PLTS.
Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet ungkap fakta ini terkait dukungannya terhadap rencana investor China kembangkan energi hijau di Indonesia
- Perkuat Hubungan Dua Negara, Mohsein Saleh Al Badegel Pertemukan Bamsoet & KADIN Saudi
- Bamsoet Prihatin Muruah Pengadilan Rusak Akibat Rentetan Kasus Melibatkan Hakim
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Said Iqbal Desak Permendag 8 Dicabut karena Merugikan Usaha Lokal & Buruh
- Dukung Industri Garmen, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan Ini