Dukung Menkes Genjot Testing dan Tracing, Charles Honoris: Masyarakat Tidak Usah Panik
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mendukung langkah Menkes Budi Gunadi Sadikin yang akan menggenjot pelaksanaan testing dan tracing Covid-19.
"Langkah itu patut diapresiasi, kendati akan berdampak pada peningkatan angka kasus aktif Covid-19," tutur Charles, Rabu (10/2).
Awak Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan peningkatan kasus aktif seharusnya tidak membuat masyarakat panik.
Menurut Charles, testing dan tracing yang jauh lebih masif akan membuat kondisi rill penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat tergambar dengan jelas, sehingga pemerintah bisa menyusun strategi penanggulangan yang benar.
"Angka kasus Covid-19 yang tercatat selama ini berdasarkan tes PCR, bukanlah angka riil. Artinya, realita jumlah angka positif di lapangan bisa jauh lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan positivity rate yang tinggi sekali, bahkan sempat mencapai 30% lebih atau enam kali lipat standar WHO 5% pada Januari lalu," kata Charles.
"Angka tidak riil itu yang juga membuat pemetaan di lapangan menjadi tidak akurat, sehingga kebijakan penanganan menjadi kurang efektif," imbuhnya.
Charles juga mengapresiasi keberanian Menkes Budi yang belum lama ini mengakui testing selama ini salah secara epidemiologi.
"Oleh karena itu, langkah perbaikan Menkes yang akan menggenjot testing dengan metode swab antigen terhadap 15-30 orang kontak erat per kasus aktif dalam waktu 72 jam, harus didukung," kata pria berusia 36 tahun ini.
Charles juga mengapresiasi keberanian Menkes Budi yang mengakui testing selama ini salah secara epidemiologi.
- Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
- Megawati Merasakan Getaran Kasih Risma yang Bisa Mengubah Jawa Timur
- Perkuat Risma-Hans, Hasto Konsolidasikan Gerakan di Bondowoso-Situbondo-Banyuwangi
- Kemenkes Diminta Tuntaskan Masalah Pemberhentian Anggota KTKI
- Berhasil Finis Lari 10K, Hasto PDIP Langsung Sindir Jokowi
- Kesejahteraan Umum Tercapai Melalui Pola Hidup Sehat, Hasto: Bukan ke AS Beli Roti Rp 400 ribu