Dukung Pilkada Dipercepat, Hugua: Banyak Kerawanan Jika Daerah Dipimpin Pj
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Hugua mengungkapkan, sebanyak 542 kepala daerah yang akan berakhir di Desember 2024 nanti bisa menjadi suatu kerawanan tersendiri untuk bangsa karena hampir semua provinsi, kabupaten, kota akan diisi penjabat (Pj).
"Jadi jangan dianggap sepele itu barang. Karena tugas Pj. itu sebetulnya hanya menyiapkan Pemilu dan menjalankan pemerintahan secara terbatas. Januari 2025 itu tahun amggaran baru, dibutuhkan pemimpin yang legitimated hasil Pilkada,' harapnya dalam Rapat Kerja Bersama Komisi II DPR RI dengan Kementerian Dalam Negeri dan penyelenggara Pemilu (KPU, Bawaslu dan DKPP), Rabu (20/9).
Kemudian, sambung Hugua, ia mempertanyakan darimana menteri dalam negeri memilih orang-orang untuk dijadikan Pj.
Kalau didorong dari pusat, kualitas Pj dari Eselon 2 provinsi sarat dengan kepentingan yang terlalu berlebihan. Pasalnya, setelah jadi Pj, mereka ingin jadi kepala daerah.
"Jadi langkahnya sangat politis dan itu darurat untuk negara," cetusnya.
Selain itu, Hugua menekankan bahwa KPU juga tidak ada masalah jika jadwal Pilkada akan dimajukan menjadi September 2024.
"Begitu aturannya sudah ada, mereka siap saja. Karena menurut kita proses non elektoral sudah jalan sejak sekarang dan selesai di Pemilu ini. Jadi selama dimajukan 2 bulan itu tinggal kegiatan elektoral. Jadi kalau ada percepatan itu tidak masalah. Yang menarik, jika dimajukan itu cukup efisien untuk anggaran," ujar Hugua.
Jika dipermasalahkan, akan ada intervensi ke Mahkamah Konstitusi agar cepat menyelesaikan sengketa.
Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Hugua mengungkapkan, sebanyak 542 kepala daerah yang akan berakhir di Desember 2024
- 2 Program Ini Dianggap Strategi Jitu ASR-Hugua untuk Pemerataan Ekonomi di Sultra
- Kampanye Arinal-Sutono Membeludak, Pengamat: Masyarakat Nikmati Bukti Kerjanya
- Kalangan Pemuda Kompak Menyatakan Dukungan ke Elly Lasut-Hanny Pajouw di Pilgub Sulut
- Kesejahteraan Umum Tercapai Melalui Pola Hidup Sehat, Hasto: Bukan ke AS Beli Roti Rp 400 ribu
- Soal Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang, Yoyok Sukawi Punya Strategi Tembus 7 Persen
- Diduga Tidak Netral di Pilkada Boyolali, Kades Tegalgiri Dilaporkan ke Bawaslu