Dulu Bahagia Pegang Senpi, Kini Pegang Cangkul

Dulu Bahagia Pegang Senpi, Kini Pegang Cangkul
Dulu Bahagia Pegang Senpi, Kini Pegang Cangkul
 

Misalnya, Bahagia. Remaja 20 tahun bertubuh kekar itu merupakan salah seorang peserta yang direkomendasikan Fajar Hidayah, sebuah LSM dari Aceh. Bahagia mengaku senang bisa terlibat dalam kegiatan Learning Farm. "Saya dulu dua tahun di hutan pegang senjata. Sekarang di sini pegang cangkul," katanya lantas terkekeh.

 

Setelah pendidikan di Learning Farm rampung, dia berharap bisa membuka lahan pertanian di Aceh. Apalagi dirinya sudah menguasai ilmu bertani. Namun, Johan menuturkan, Bahagia baru saja mendapat beasiswa untuk kuliah di Malaysia. "Setelah kuliah, baru buka sawah," kata Johan lantas tertawa.

 

Lain lagi dengan Ambrosius Sobral Lebre. Lelaki yang karib dipanggil Ambro itu merupakan korban konflik Indonesia-Timor Leste. Sejatinya, keluarga Ambro ingin menjadi WNI (warga negara Indonesia) saat referendum pada 1999. Namun, ketika hendak hijrah ke wilayah Indonesia, orang tua Ambro berubah pikiran.

 

Ambro lantas berpindah ke Indonesia bersama paman yang memiliki 12 anak. "Saya jadi anak ketiga belas," ungkap remaja 22 tahun berambut keriting tersebut lantas terbahak. Bersama sang paman, Ambro kemudian tinggal di Semarang dan mendapat kewarganegaraan Indonesia, meski prosesnya sangat ribet.

Di Cianjur, Jawa Barat, para remaja "rentan" diajari ilmu bertani di lahan khusus. Disebut "rentan" karena mereka tumbuh di lingkungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News